Mengenal Pakaian Adat Sunda; Sejarah dan Bentuknya

Senin 16 Oktober 2023, 19:15 WIB
Mengenal Pakaian Adat Sunda; Sejarah dan Bentuknya (Sumber : unsplash/Mahmur Marganti)

Mengenal Pakaian Adat Sunda; Sejarah dan Bentuknya (Sumber : unsplash/Mahmur Marganti)

SUKABUMIUPDATE.com - Di beberapa daerah atau tepatnya sekolah di Jawa Barat, ada aturan dimana harus menggunakan pakaian adat Sunda setiap satu hari dalam seminggu, seperti pangsi, bedahan, menak, hingga kebaya Sunda.

Aturan tersebut berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nomor 50 tahun 2022 tentang Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Nah, sebagai orang Indonesia, khususnya Suku Sunda penasaran gak sih gimana awal mula pakaian adat Sunda atau seperti apa sebenarnya bentuk pakaian adat Sunda itu?

Baca Juga: Contoh Babasan Sunda dalam Karakter "Cageur": Abong Biwir Teu Diwengku

Dirangkum dari buku “Pakaian Tradisional Jawa Barat” yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1988, dalam bukti tertulis yang paling awal menyebutkan adanya benda yang memiliki hubungan dengan busana di Jawa Barat.

Bukti tersebut tercantum pada piagam tembaga Kebantenan yang ditulis pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja (1482 - 1521).

Isi piagam tersebut berbunyi:

Nihan sakakala Rahyang Niskala Wastu Kencana pun turun ka Rahyang Ningrat Kancana, maka nguni ka Susuhunan ayeuna di Pakwan Pajajaran pun. Mulah mo mihape dayeuhan di Jayagiri deung dayeuhan di Sunda Sembawa. Aya manu ngabayuan inya, ulah dek ngaheuryanan inya ku na dasa calagara, kapas tambang pare dongdang pun.

Baca Juga: 6 Kota di Dunia yang Namanya Mirip dengan Bahasa Indonesia dan Sunda

Artinya:

Inilah tanda peringatan Rahyang Niskala Wastu Kancana yang turun kepada Rahyang Ningrat Kancana, demikian pula kepada Susuhunan yang sekarang ada di Pakuan Pajajaran. Titiplah ibu kota di Jayagiri dan ibu kota Sunda Sembawa. Di sana ada orang yang memberi kesejahteraan (kepada penduduk). Jangan diganggu oleh pemungut pajak, (baik) kapas yang telah ditimbang (maupun) padi·yang sudah dipikul dengan menggunakan dongdang.

Dapat dipastikan bahwa kapas yang disebut pada piagam itu adalah bahan baku untuk membuat pakaian. Di Jawa Barat sendiri banyak cerita rakyat yang menggambarkan sosok perempuan yang sedang menenun. Salah satunya Dayang Sumbi pada cerita Legenda Gunung Tangkuban Perahu.

Tidak hanya itu, ternyata kesopanan berpakaian sudah dianggap penting sejak dahulu di masyarakat Sunda. Pada buku Sanghyang Siksa Kandang Karesian yang ditulis pada tahun 1518 menyebutkan : jaga rang nemu jalan gede beet, banga di cang-ut di pangadwa yang berarti hati-hati, bila kita ada di jalan raya atau jalan biasa, kau harus membawa/menggunakan celana dan baju secara lengkap.

Baca Juga: Nani? 10 Kata Bahasa Sunda dan Jepang Ini Mirip

Lalu seperti apa sih bentuk dandanan perempuan dan lelaki di Sunda? Untuk dandanan perempuan terdapat pada naskah yang diperkirakan ditulis awal abad ke-18, yakni pada Ratu Pakuan (Atja, 1970:40). Isinya:

disawur ku sekar suhun.

Kangkalung deung tapok gelung

sigar deu (ng) pameunteu beuheung

kilat bahu ti katuhu

geulang kancana ti ketja

gorolong gumbrar homas kancana

Baca Juga: 5 Karakter Kesundaan yang Identik dengan Babasan Sunda

Artinya:

kepala dihias bunga

berkalung dan tusuk konde

bermahkota dan lehernya berhias

hiasan pangkal lengan melilit di kanan

gelang mas ada di kiri

berkilauan emas kencana

Sebenarnya ada deskripsi lebih detail mengenai dandanan perempuan pada cerita pantun Caritana Lutung Kasarung (1970), namun terasa akan terlalu panjang jika harus dituliskan di sini. Selanjutnya untuk laki-laki juga sering digambarkan pada cerita pantun Sunda, salah satunya dalam Panggung karaton (1971).

Baca Juga: Resep Nasi Tutug Oncom, Makanan Khas Sunda yang Bisa Dimakan Bersama Keluarga

Disebutkan terdapat ungkapan cawet puril pupurikil (bercawat ketat tak bercelana); disingjangan kotok nonggeng (berkain gaya ayam menungging); totopong bong totopong bang (ikat kepala bong dan bang); lancingan lepas (celana panjang); baju bekek (baju berlengan pendek); totopong batik manyingnyong (ikat kepala gaya batik manyingnyong); dibendo dibelengongkeun (bersetangan kepala rapih dalam bentuk menggelembung); baju kurung; baju mikung (baju anak-anak); baju paret (baju dengan kancing banyak); baju senting (baju laki-laki yang pendek bagian belakangnya).

Tidak hanya itu, informasi perihal pakaian Sunda tercatat juga pada The History of Java, volume kedua (Raffles, 1817:xciiix civ), berikut isiannya : papakayan (pakaian) ; sakalat (kain la ken); kapas; samping beurang mas (kain songket); sutra; samping sutra (kain sutra); sutra diwangga; kawai (baju); lapisan (kain lapis); kabaya (baju kabaya); sisek kawai (tepi baju); kancing; tanda kancing (lubang kancing); jarum; lyang jarum (lubang jarum); kukular (benang pada jarum); jalujur (kelim); kopia (pici); surban (serban); jubah; kasit (sepatu); hihid (kipas); babaseuh (basahan); beubeur (sabuk); kandit (rantai pinggang); kongkoreung (kalung); chantil (pengait ba ju); suwang (subang); anting (anting-anting); geuleung bahu (ikat pangkal lengan); geuleung (gelang); ali ( cincin); dan ali-chap (cincin setempel).

Namun perkembangan busana pada abad 19 terus berkembang di Jawa Barat. Bupati Sukapura Raden Tanu wangsa, yang bergelar Raden Temenggung Wiradadaha, serta memerintah sejak tahun 1855 telah mengubah tata cara kehidupan masyarakat, contohnya dalam cara berbicara dan berpakaian.

Baca Juga: Asal Usul Batagor Kuliner Khas Sunda, Tercipta Karena Keinginan Menghindari Mubazir

Dengan cara menyaring tata cara lama yang masih sesuai perkembangan zaman sekaligus mengusahakan mempertahankan kepribadian Sunda (Sejarah Jawa Barat untuk Pariwisata 1).

Diperkirakan pada saat yang bersamaan di daerah lain pun sedang dalam usaha yang sama. Seperti pembuatan bendo, saat itu terdapat macam jenisnya.

Di antaranya bendo Bandung, Tasik, Ciamis, dan Sumedang. Ada juga istilah bendo Sakola Raja dan bendo Sakola Menak yang merupakan gaya bendo untuk siswa Sekolah Guru (Kweekschool) dan Sekolah Pangreh Praja (Opleding School voor Inlandsche Ambtenaaren, OSVIA) yang didirikan di Bandung awal abad XX.

Semua bendo tersebut bermuara pada satu bentuk yakni bendo Sunda yang kita kenal sekarang, berbeda dengan bendo Cirebon, ataupun blangkon Yogya dan Solo.

Sebelum zaman penjajahan Jepang, disebutkan dalam buku Tatakrama Oerang Soenda karangan R. Satja dibrata tahun 1946 (terbitan pertama 1943) terdapat pembahasan mengenai ketentuan berpakaian orang Sunda yang dianggap baku saat itu.

Busana kaum laki-laki yang dianggap pantas pada zaman itu ialah:

  1. Bendo, jas (tutup atau bukaan berdasi), kain poleng Sunda, dan terompah atau selop
  2. Bendo, jas (tutup atau bukaan berdasi), kain kebat, dan terompah atau selop tanpa kaos kaki
  3. Bendo, jas (tutup atau bukaan ber dasi), pan talon ( celana panjang), dan sepatu tanpa kaos.

Sedangkan untuk perempuan:

kebaya, kain, selop, dan karembong (selendang). lalu untuk rambut biasa dibentuk menjadi sanggul yang nama atau jenisnya bermacam-macam.

Jika ditelusuri lebih dalam, busana Sunda juga berkaitan dengan pekerjaan mereka. salah satunya seorang juru tulis di kabupaten, mempunyai pakaian khusus jika ia dipanggil untuk menghadapi kanjeng dalem (bupati), yaitu harus mengenakan pakaian berwarna hitam.

Mungkin begitu kurang lebih garis besar sejarah mengenai pakaian adat atau busana Sunda. Sebenarnya masih banyak yang perlu dibahas secara lebih detail, namun terasa akan lebih nyaman dibahas di artikel terpisah agar fokus bahasan tidak kesana-kemari. Sekian, semoga dapat menambah wawasan baru.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)
Sehat21 November 2024, 19:30 WIB

Gagal Jantung Sisi Kiri : Ketahui Jenis dan Gejalanya

Gagal jantung sisi kiri adalah kondisi di mana sisi kiri jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
Ilustrasi gagal jantung sisi kiri (Sumber : Freepik/@msgrowth)
Food & Travel21 November 2024, 19:00 WIB

Pesona Sunset dan Pasir Putih, Wisata Pantai Santolo Garut HTM Cuma Rp10.000!

Pantai Santolo Garut memiliki pasir putih yang lembut dan bersih, yang sempurna untuk berjemur dan bermain air.
Sunset di Pantai Santolo Garut. Foto: IG/ummifatravelling
Sukabumi21 November 2024, 18:46 WIB

Kesurupan Massal Ratusan Karyawan PT GSI Cikembar Sukabumi

Peristiwa kesurupan massal menggemparkan PT Glostar Indonesia (GSI) I Cikembar, Kamis (21/11/2024) pagi. Ratusan karyawan di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Pelabuhan II, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Ratusan karyawan GSI Cikembar Sukabumi kesurupan massal | Foto : Istimewa
Entertainment21 November 2024, 18:30 WIB

Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta

Girl grup asal YG Entertainment, 2NE1 akan menggelar konser di Indonesia bertajuk WELCOME BACK selama dua hari, pada 22 dan 23 November 2024 di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta.
Profil Girl Grup 2NE1 yang Bakal Konser Dua Hari di Jakarta(Sumber : Instagram/@_minzy_mz)
Life21 November 2024, 18:00 WIB

Doa Selamat Perjalanan, Amalkan Saat Bepergian Keluar Rumah Agar Selamat Sampai Tujuan

Dengan membaca doa selamat perjalanan, kita memohon perlindungan Allah dari segala macam bahaya dan kesulitan yang mungkin kita hadapi selama aktivitas di luar rumah.
Bacaan Doa Selamat Perjalanan, Yuk Amalkan Sebelum Pergi Untuk Beraktivitas (Sumber : Freepik.com /@fanjianhua).