SUKABUMIUPDATE.com - Baju Thrift dan Preloved mulai menjadi tren khusus di dunia fashion Indonesia. Meski, thrift dan preloved disini sama-sama soal baju bekas namun masih banyak yang keliru perbedaan antara keduanya.
Perbedaan baju thrift dan preloved terletak pada kepemilikan barang tersebut. Baju thrift adalah baju bekas yang menumpuk dan dijual dengan nuansa impor luar negeri dan kualitas nya hampir seperti di mall atau butik. Sementara baju preloved adalah baju milik pribadi yang masih layak pakai.
Murah! Baik baju thrift maupun preloved dijual dengan harga yang terjangkau.
Baca Juga: 6 Bahasa Tubuh Wanita Jatuh Cinta, Salah Satunya Selalu Tersenyum Padamu
Tren baju thrift dan pre-loved ini tak hanya terkenal di kalangan masyarakat umum tetapi sampai ke tangan artis tanah air seperti Ralin Shah.
Mengutip Tempo.co, Raline Shah menggunakan cara tersebut untuk mendukung fashion berkelanjutan, yakni dengan mengadakan garage sale. Hal ini tak lain mengingat fungsi dunia fashion sebagai salah satu industri yang menyumbang limbah paling banyak.
Raline mengatakan, banyak pakaian atau item fashion mewah yang dijual kembali dengan harga miring. Secara rutin dia menyeleksi pakaian, yang sudah tidak dipakai lagi akan dia masukkan ke tempat garage sale di kedai kopi miliknya, Kisaku, di Kebayoran Baru. Lalu setiap akhir pekan, garage sale akan digelar untuk pengunjung kedainya.
“Aku keluarkan baju-baju lamaku secara berkala untuk garage sale, kalau bukan aku, ada selebriti lain yang suka ngumpulin baju-bajunya untuk dijual,” kata aktris 5 cm itu dalam konferensi pers koleksi Uniqlo Spring/Summer 2023 di Grand Indonesia, Jumat, 20 Januari 2023.
Baca Juga: Asa Helper Merajut Mimpi, Lakon Berkeringat Pemuda Cibadak Sukabumi
Raline Shah, juga menjual pakaiannya di platform yang khusus menjual barang-barang preloved, terutama barang-barang mewah.
“Untuk luxury item dijual kembali karena kita beli sesuatu yang luxury, harusnya sustain kan,” kata dia.
Selain menjual kembali, aktris dan model berusia 37 tahun itu juga kerap memberikan pakaiannya kepada orang yang membutuhkan. Misalnya, ketika musim dingin, si penyuka petualangan ini suka hiking ke tempat-tempat bersalju seperti Mongolia. Dia akan mengenakan pakaian khusus untuk melawan suhu rendah daerah bersalju.
“Kalau baju-baju seperti itu, biasanya hiker-hiker bagi-bagiin ke porter-porter. Jadi sebelum pergi, kita tinggalkan,” kata dia. “Kita mau baju-baju itu benar-benar optimal buat weather-nya.”
Baca Juga: 35 Ucapan Tahun Baru Imlek 2023 Penuh Makna dan Harapan Untuk Sahabat dan Keluarga
Raline Shah menyadari bahwa memproduksi pakaian tidak mudah dan menggunakan banyak bahan kimia yang mengotori lingkungan.
Jadi, untuk mendukung fashion berkelanjutan, dia juga berharap agar setiap individu memiliki kesadaran untuk mengaplikasikan Konsep 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle pakaian.
Selain dengan garage sale dan berbagi pakaian, dia juga menganjurkan teman-temannya untuk membeli pakaian dari bahan natural seperti serat katun, linen, dan rayon.
Sumber : Tempo.co