SUKABUMIUPDATE.com – Kabar keren datang dari dunia perfilman tanah air. Salah satu film bergenre horror klasik karya anak bangsa, Perempyan Tanah Jahanam masuk nominasi Piala Oscar 2021.
Film karya sutradara Indonesia, Joko Anwar ini jadi wakil Indonesia dalam kategori Best International Feature Film, yang dulunya bernama Best Foreign Film, dalam ajang Academy Awards ke-93.
Dikutip dari suara.com, "Sesuai pedoman Komite Seleksi Oscar di Indonesia dan regulasi Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS), setelah dilakukan penilaian, komite menetapkan film berjudul Perempuan Tanah Jahanam menjadi wakil Indonesia sebagai film pilihan di kategori International Feature Film," ujar Ketua Komite Seleksi Oscar Indonesia Garin Nugroho, Selasa (10/11).
Bukan tanpa alasan, keberhasilan Perempuan Tanah Jahanam masuk nominasi Oscar tak lain karena film Indonesia tersebut sudah memenuhi kriteria seperti skenario dan penyutradaraan.
Garin Nugroho juga menilai bahwa film ini punya banyak unsur menarik. "Dalam film ini ada yang menarik. Mulai dari unsur-unsur yang telah teruji, hingga latar belakang budaya terkait mistisme di Indonesia juga menjadi swadaya kuat dari film ini," kata Garin.
Sementara, sutradara Perempuan Tanah Jahanam, Joko Anwar juga ikut menyampaikan kabar gembira ini melalui akun Twitter dan Instagram. "Impetigore (Perempuan Tanah Jahanam) is Indonesia's official submission for the 93rd ACADEMY AWARDS," bunyi unggahan akun @jokoanwar.
Joko Anwar [Suara.com/Herwanto]
Dalam id.bookmyshow.com, synopsis film ini dipaparkan dengan singkat dan menarik. Tak ada jalan lagi bagi Maya (Tara Basro). Sebuah peristiwa buruk menghantui malamnya yang sudah kelam. Hidupnya sudah pelik ketika di Ibukota. Berjualan baju di pasar pun tak menolong. Maya hanya ingin hidupnya lebih baik dari sebelumnya.
Berbekal sebuah foto, Maya bertanya-tanya tentang kehidupan masa kecilnya. Ia tak pernah melihat kedua wajah orang tuanya, kecuali di dalam foto. Bersama Dini (Marissa Anita) mereka berdua mencoba menelusuri masa lalu Maya yang tak terjamah sama sekali.
Hutan, deru air sungai yang mengalir, jalan-jalan setapak dan rumput-rumput tinggi di sebelah kanan dan kiri menjadi pertanda Maya sudah tiba di kampung halamannya. Sebuah desa terpencil yang jauh dari hiruk-pikuk gemerlapnya kota.
Tak ada satu pun yang bisa dikenali Maya. Satu-satunya yang ia ketahui adalah sebuah gambar dari foto yang didapatnya. Namun, ia tak pernah bisa mengingat dengan jelas semuanya. Pelan-pelan Maya mencoba mencari tahu. Menelusuri setiap titik di desa itu.
Sayangnya, Maya tak pernah menyadari ada yang aneh dari desa ini. Sampai pada waktu dimana Maya menyadari bahwa ia sendirian. Dini yang selama ini selalu riwil di sebelahnya sudah tak ada lagi. Maya kini sendirian di sebuah desa antah-berantah.
Tak kenal siapa pun. Ia terjebal dalam lingkaran yang terjadi dua puluh tahun yang lalu. Bisakah Maya menemukan siapa dirinya yang sebenarnya? Dihantam dengan gambar-gambar mencekam, dan benar-benar Gore.
BookMyShow menyebut ini adalah salah satu film horor terbaik sepanjang tahun 2019.