SUKABUMIUPDATE.com - Tersembunyi di tengah keindahan alam Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Curug Puncak Manik berdiri megah sebagai salah satu air terjun eksotis yang dikenal sebagai objek wisata fenomenal.
Curug Puncak Manik telah memikat hati para pengunjung bukan hanya sekedar keindahan pemandangannya yang memukau, selain itu juga soal cerita-cerita menarik yang melingkupinya, termasuk mitos dan legenda yang telah diceritakan secara turun temurun.
Curug Puncak Manik berlokasi di Kampung Pasir Ceuri, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Legenda Nyi Kentring Manik
Salah satu mitos yang paling terkenal adalah legenda Nyi Kentring Manik atau Nyai Kentring Manik Mayang Sunda, istri Prabu Siliwangi. Konon, Nyi Kentring Manik pernah mengunjungi air terjun ini dan mandi di sana.
Keindahan dan kharisma yang ditinggalkannya membuat masyarakat setempat menyebut air terjun ini sebagai Curug Manik. Legenda ini menambah daya tarik mistis yang membuat banyak orang penasaran dan tertarik untuk mengunjungi tempat ini.
Alkisah, Prabu Siliwangi memiliki sebanyak 151 istri, tetapi hanya dua yang terkenal, yaitu Nyai Kentring Manik Mayang Sunda dan Nyai Subang Larang.
Nyi Kentring Manik adalah putri dari Prabu Susuk Tunggal, Raja Pakuan yang merupakan paman dari Prabu Siliwangi. Pernikahannya dengan Nyi Kentring Manik terjadi ketika Prabu Siliwangi sudah menjadi Raja Galuh tetapi belum bergelar Sri Baduga Maharaja.
Baca Juga: Simpan Banyak Misteri, Begini Penampakan Curug Puncak Manik Sekarang di Ciemas
Setelah pernikahan dengan Nyi Kentring Manik Mayang Sunda, Prabu Jayadewata alias Prabu Siliwangi mewarisi takhta kerajaan Pakuan Pajajaran. Kemudian resmi menjadi pemimpin dan pemegang takhta dari Kerajaan Sunda dan digabungkan dengan Kerajaan Galuh. Sehingga ibu kota kerajaan juga dipindahkan ke Pakuan Pajajaran. Karena itulah, Kerajaan Sunda dikenal juga dengan nama Pakuan Pajajaran.
Dari pernikahan dengan Nyi Kentring Manik Mayang Sunda, Prabu Siliwangi dikaruniai putra yakni Prabu Surawisesa yang kemudian menjadi pewaris dari Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran. Prabu Surawisesa pun tidak kalah pamornya dari sang ayah.
Sedangkan pernikahan dengan Subang Larang melahirkan tiga anak. Yakni, Raden Walangsungsang, Rara Santang dan Raja Sangara.
Anak-anak dari dua pernikahan tersebut pada akhirnya menjadi pembesar dari kerajaan masing-masing meski berbeda wilayah.
Prabu Surawisesa adalah penerus takhta dari Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran dan meneruskan era keemasan dari Prabu Siliwangi.
Sedangkan Raden Walangsungsang menjadi pendiri Cirebon. Sementara dari Rara Santang, lahirnya Syekh Syarief Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang menjadi raja dari Kesultanan Cirebon.
Misteri Danau dan Cahaya Berkilau
Selain legenda Nyai Kentring Manik, Curug Puncak Manik juga dikelilingi oleh cerita mengenai dua danau utama di bawah aliran Sungai Ciletuh, yang kedalamannya masih menjadi misteri hingga saat ini.
Tidak sedikit yang percaya bahwa di puncak air terjun ini sering terlihat cahaya berkilau, yang diyakini sebagai sisa timbunan harta karun dari zaman kerajaan. Mitos ini semakin memperkaya narasi mistis yang menyelimuti Curug Puncak Manik.