SUKABUMIUPDATE.com - Busan International Film Festival (BIFF) yang merupakan salah satu festival film terbesar di Asia, telah selesai diselenggarakan dari 4 - 13 Oktober 2023.
Dalam festival tersebut, perwakilan Indonesia turut meramaikan dengan membawa 15 judul film karya sineas Tanah Air yang akan ditayangkan secara perdana atau world premiere, sekaligus masuk ke program kompetisi.
Busan International Film Festival (BIFF) merupakan festival film terbesar yang digelar setiap tahun untuk memberikan apresiasi terhadap perfilman di Asia, sekaligus mendukung orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Orang Kecewa Pada Kita, Terlihat dari Sikapnya
Dalam ajang terbesar itu, para perwakilan tidak hanya menayangkan secara perdana film miliki mereka, tetapi juga berkompetisi untuk menunjukkan yang terbaik dan mendapatkan hadiah utama.
Ketika red carpet BIFF 2023 digelar semua perhatian publik tertuju kepada para pemain aktor, aktris, produser, hingga sutradara yang tampak anggun dan gagah ketika hadir dalam acara tersebut.
Melansir dari Tempo.co, adapun film panjang, film pendek, dan serial Indonesia yang melakukan penayangan perdana atau world premiere mereka di Busan, sekaligus masuk program kompetisi adalah Film 24 Jam Bersama Gaspar karya sutradara Yosep Anggi Noen tayang perdana dan berkompetisi di program Jiseok.
Baca Juga: Dalam Peti Kayu, Heboh Penemuan Ratusan Lembar Rp100 Ribu di Cibunar Sukabumi
Lalu, ada film pendek The Rootless Bloom karya Rein Maychaelson yang berkompetisi di program Wide Angle.
Serial Serial Gadis Kretek karya Kamila Andini dan Ifa Isfansyah yang merupakan adaptasi novel berjudul sama dari Ratih Kumala, juga melakukan penayangan perdana di BIFF 2023 dalam program Renaissance of Indonesian Cinema.
Renaissance of Indonesian Cinema merupakan program yang fokus dihadirkan untuk merayakan kebangkitan sinema Indonesia pasca-pandemi serta mengedepankan karya-karya dari para sineas Indonesia yang menonjol.
Baca Juga: 4 Perbedaan ADHD dengan Autisme Pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
Di program tersebut juga tayang film pendek Basri and Salma in A Never Ending Comedy karya Khozy Rizal. Film What They Don’t Talk About When They Talk About Love Mouly Surya, melakukan perjalanan kembali ke BIFF.
Film tersebut pernah ditayangkan di BIFF pada 2013, sepuluh tahun kemudian cinemas itu kembali ditayangkan dan ditonton oleh generasi yang berbeda.
Selain ketiga judul tersebut, film-film yang tayang di program Renaissance of Indonesian Cinema adalah film pendek Dancing Colors karya M. Reza Fahriansyah, Laut Memanggilku karya Tumpal Tampubolon, Vania on Lima Street karya Bayu Prihantoro Filemon, Where The Wild Frangipanis Grow karya Nirartha Bas Diwangkara.
Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Anak Perempuan Stres Karena Sering Dimarahi Ayah
Film panjang 24 Jam Bersama Gaspar karya Yosep Anggi Noen, Sara karya Ismail Basbeth, Perempuan Tanah Jahanam karya Joko Anwar, Posesif karya Edwin, dan Ziarah karya B.W. Purba Negara. Film Sara juga ditayangkan di program A Window on Asian Cinema, bersama film Ali Topan karya Sidharta Tata dan Women from Rote Island karya Jeremias Nyangoen.
Kemenangan Sineas Indonesia di BIFF 2023
Film terbaru sutradara Makbul Mubarak dan produser Yulia Evina Bhara dari KawanKawan Media berjudul Watch It Burn yang memenangkan One Cool Award berupa uang tunai di Asian Project Market (APM) 2023.
Ini merupakan film panjang kedua Makbul setelah film panjang debutnya Autobiography mendapat pujian secara kritik di internasional serta menjadi film yang dikumpulkan Indonesia ke Oscars 2024.
Baca Juga: 13 Ciri-ciri Orang Bermental Kaya, Apakah Kamu Memilikinya?
Pada APM 2023, ada 30 proyek film dari 13 negara yang dipresentasikan selama empat hari, 7-10 Oktober 2023 dan memperebutkan 11 hadiah utama, termasuk dari Indonesia adalah Tarkam karya sutradara Teddy Soeriaatmadja.
Film yang juga mendapatkan grant di BIFF 2023 adalah milik sutradara Khozy Rizal di BAFA (BIFF Asian Film Academy), program yang dirancang untuk menemukan generasi baru pembuat film Asia dan mengkatalisasi jaringan yang beragam di antara para talenta muda.
Di BAFA, proyek film pendek terbaru Khozy mendapatkan dukungan pendanaan sebesar 1.000 dolar AS. Pada tahun ini, BAFA diikuti 503 pendaftar dari 37 negara. Dengan finalis terdiri dari 12 proyek film.
Baca Juga: 10 Sikap Elegan yang Membuatmu Tidak Dipandang Sebelah Mata Orang Lain
"Kehadiran Delegasi Indonesia yang difasilitasi Kemendikbud Ristek ini tentu
menghadirkan dampak signifikan terhadap perkembangan perfilman Indonesia mendatang. Tentunya, lewat program fokus di BIFF juga akan semakin meningkatkan perhatian internasional terhadap sinema Indonesia. Terbukti dari dua kabar baik yang datang sebelum berakhirnya BIFF 2023," demikian keterangan resmi yang diterima Tempo.co, dikutip pada Jumat (20/10/2023).
Sumber: Tempo.co