SUKABUMIUPDATE.com - Video kritik Syarifah Fadiyah Alkaff terhadap Pemkot Jambi dan Perusahaan China tak hanya menarik perhatian warganet saja. Ada politisi Indonesia yang juga ikut berkomentar.
Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pun ikut bersuara terkait kritik Syarifah yang viral. Melalui cuitan di akun Twitternya, Mahfud MD mengatakan rasa terima kasih kepada warganet karena menginformasikan perihal kasus Syarifah yang dilaporkan ke polisi oleh Pemkot Jambi.
Melalui timnya, Mahfud MD juga akan bekerja sama dengan Kementerian PPA, Kompolnas, KPAI untuk terjun langsung ke Kota Jambi dan mendampingi siswi SMPN 1 Kota Jambi itu, Syarifah Fadiyah Alkaff.
Baca Juga: Syarifah Dilaporkan ke Polisi, Kritik Siswi SMP di Jambi Kok Dikriminalisasi?
Menarik spektrum lebih luas, bukan politisi dan pejabat tinggi. Tetapi salah satu penulis novel terkenal, Tere Liye dengan komentarnya terhadap Syarifah.
Penulis Novel 'Negeri Para Bedebah' itu bahkan membuat postingan tentang kasus Syarifah yang viral usai mengkritik Pemkot Jambi dan Perusahaan China. Keterangan caption Instagram yang ditulis Tere Liye, sedikit banyak menggambarkan bahwa kasus Syarifah bak cerita nyata dari novel miliknya, 'Negeri Para Bedebah'.
"Negeri Para Bedebah! Anak SMP ini mengkritik walikota Jambi SF.
Isi kritiknya sederhana sekali: Bahwa selama 10 tahun, rumah neneknya (yg adalah pejuang kemerdekaan), terkena dampak atas aktivitas sebuah perusahaan yang berlalu-lalang dengan mobil ber-tonase melebihi kapasitas jalan.
Apa yang terjadi kemudian? Biasa. Pemkot Jambi baper. Mereka melaporkan anak SMP ini ke polisi.
Inilah potret Indonesia Raya hari ini." tulis Tere Liye, di akun Instagram/@tereliyewriter, dikutip Selasa (6/6/2023).
Ungkapan Tere Liye tersebut seolah mewakili jutaan warganet yang simpati atas kasus viral Syarifah. Penulis terkenal ini bahkan menyinggung soal janji-janji Pejabat yang digaungkan dengan lantang di saat Pemilu.
"Seriusan, kamu tersinggung gara-gara anak SMP mengkritik? Kamu, pejabat publik, yang kalau pilkada minta dipilih, saat berkuasa, kamu tersinggung hanya karena anak SMP?
Bahkan jika redaksi kritikan ini kasar, maki-maki, menggunakan kosa kata yang tidak pantas, seharusnya kamu fokus ke kritiknya. Bukan malah melaporkan anak SMP ini ke polisi. Bahkan jika kritikannya mengada-ada, ayolah, itu rakyat Indonesia. Siapapun berhak mengkritik pejabat publik." tulis Tere Liye.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?
Terakhir, hampir serupa dengan kasus TikToker Bima di Lampung, Tere Liye membahas soal cara penyampaian kritik rakyat Indonesia. Menurutnya, kritik yang disampaikan dengan cara halus biasanya tidak mempan.
"Lagian, coba direnungkan. Saat kritik dengan bahasa halus, lembut, tidak mempan. Rakyat itu pada akhirnya kesal juga sehingga mulai kritik dengan bahasa kasar. Seharusnya sejak awal ditanggapi, bukan nunggu sudah ramai, kasar, yes! Kamu malah fokus melaporkan kata-kata kasarnya, UU ITE." jelas Tere Liye.
Menanggapi nama dan kasusnya diangkat oleh penulis besar Indonesia, ada komentar berisikan terimakasih dari akun Instagram @fadiyahalkaff_ yang diduga adalah akun media sosial Syarifah.
"Terimakasih sudah membantu untuk Up. Terimakasih banyak fadiyah ucapkan atas dukungan dan perhatiannya. Sehat dan bahagia selalu, Salam Keadilan!" tulis akun Instagram yang diduga adalah Syarifah.
Hal menarik yang cukup menjadi perhatian warganet adalah, penulis Indonesia itu akan memberikan hadiah 1 Set lengkap serial aksi Tere Liye. Ya, Tere Liye akan mengirimkan 1 Set Novel 'Negeri Para Bedebah' ke alamat Syarifah.
"Minimal sebagai bacaan hiburan, di tengah situasimu" kata Tere Liye.