SUKABUMIUPDATE.com - Igo Rizqullah Iskandar (21 tahun), seniman muda berbakat asal Sukabumi ini sekarang tengah mengenyam pendidikan di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dengan mengambil jurusan Seni Murni.
Igo merupakan sosok spesial dan istimewa dalam membuat karya-karyanya. Ini dikatakan Effendi Sukuraga, mentor Igo sekaligus dalang wayang Sukuraga khas Sukabumi yang menyampaikan keistimewaan tersebut dimiliki Igo sejak kecil.
"Saya bertemu Igo sejak dia masih kelas 1 SMP. Bakatnya dalam menggambar mungkin dari kakek dan neneknya yang juga suka menggambar," ujar Effendi di Rumah Budaya Sukuraga, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jumat, 26 Mei 2023.
Hingga saat ini, sosok Igo dalam penjelmaannya sebagai seniman kontemporer, sejak 2022 hingga 2023, sudah menghasilkan sekitar 33 karya seni lukis yang dipamerkan dalam acara pameran tunggal bertema IGO atau I Go (aku pergi), Jumat lalu.
Banyak pengunjung yang berdatangan untuk menikmati keindahan dari setiap karya milik Igo tersebut. Karya yang dianggap memiliki banyak pesan dalam tiap goresannya itu pun menarik perhatian dari seorang kurator seni.
Diyanto, kurator seni ini mengatakan alur goresan garis yang diciptakan merupakan perwujudan dari kecenderungan gaya melukis yang dimiliki sosok Igo. Unsur garis dijadikannya sebagai media untuk mendefinisikan bentuk ke dalam sebuah kanvas.
"Secara keseluruhan karya-karya yang dibuat Igo memperlihatkan kecenderungan khas, memperlihatkan bagaimana unsur garis demikian berperan dalam perwujudan karyanya. Tindakan yang dilakukan Igo tampak menonjolkan keutamaan cara menarik garis yang mendefinisikan bentuk atau tepi dan lebih tepat disebut kontur di atas permukaan bidang gambar," ujar Diyanto.
Namun, lanjut Diyanto, kontur yang ditarik dan ditegaskan oleh Igo sejatinya tidak hanya menggambarkan tepi terluar dari suatu bentuk (kontur murni), melainkan mewujudkan suatu imaji berdasar tindakan (aksi) yang telah menjadi kebiasaan atau tindakan sadar. Suatu kebiasaan (tindakan) yang berpijak pada cara kerja intuitif.
"Karya-karya Igo secara tidak langsung mengingatkan kita bahwa apa yang kita harap selaku kenyataan, pada dasarnya adalah apa yang kita imajinasikan (being is imaginary). Maka citra atau imaji yang dihadirkan Igo dalam karyanya, selain merupakan ekspresi yang mewakili pikiran dan hati, berhubungan pula dengan ketajaman kesadaran dalam mengolah makna dan nilai di balik 'bentuk' terkait dunia batinnya," ucapnya.
Diyanto berharap kehadiran perupa muda tersebut tidak hanya berhenti menjadi kebanggaan bagi warga Sukabumi khususnya, melainkan turut mewarnai khazanah perupa Jawa Barat.