Partisipasi Pemilih Rendah: Anggota DPRD Sukabumi hingga Pengamat Angkat Bicara

Selasa 03 Desember 2024, 09:00 WIB
Jalil Abdillah (Anggota DPRD Sukabumi F-Demokrat) dan Lidiawati (Mantan Komisioner KPU Kabupaten Sukabumi) | Foto : Sukabumiupdate

Jalil Abdillah (Anggota DPRD Sukabumi F-Demokrat) dan Lidiawati (Mantan Komisioner KPU Kabupaten Sukabumi) | Foto : Sukabumiupdate

SUKABUMIUPDATE.com - Tingkat kehadiran masyarakat dalam pemilihan Bupati-Wakil Bupati Sukabumi yang digelar pada 27 November 2024, pekan lalu, mendapat sorotan dari berbagai pihak. Mereka menilai partisipasi pemilih yang berada dibawah 60 persen dianggap janggal.

Diketahui, dari data hasil perhitungan (real count) sementara yang dilakukan yang bersumber dari Model D se Kabupaten Sukabumi (yang diinput salah satu tim paslon), jumlah suara dua pasangan calon pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi adalah 1.067.827 atau kurang lebih 53,83 persen dari 1.983.406 DPT.

Jumlah tersebut terbagi ke dua pasangan calon, Paslon nomor urut 1, Iyos Somantri-Zainul memperoleh 498,996 atau 46,91 persen suara, sedangkan Paslon nomor urut 2, Asep Japar-Andreas 568.831 suara atau 53,09 persen. Hitungan kehadiran tersebut belum termasuk Suara Tidak Sah di Pilkada Kabupaten Sukabumi.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Fraksi Demokrat DPRD Kabupaten Sukabumi, Jalil Abdillah mengatakan, bahwa potret kehadiran pemilih dalam Pilkada kali ini merupakan paling rendah dalam sejarah Pemilu atau Pilkada di Kabupaten Sukabumi.

Jalil menilai, rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada kali ini disebabkan salah satunya oleh kegagalan penyelenggara Pilkada dalam memobilisasi pemilih.

"Ya pemilu dalam sejarah Sukabumi Pilkada langsung ini paling rendah. Ini kegagalan KPU dengan anggaran besar tapi gagal memobilisasi pemilih datang ke TPS," ungkap Jalil kepada sukabumiupdate.com, Selasa (3/12/2024).

Baca Juga: Pilkada Serentak 2024: Catatan Buruk Partisipasi di Kota dan Kabupaten Sukabumi

Baca Juga: Partisipasi Pemilih di Bawah 70 Persen, KPU Bakal Evaluasi Pilkada Serentak 2024

Jalil juga menyebut, rendahnya kehadiran pemilih ke TPS disebabkan oleh kerja-kerja politik partai dan kandidat. "Ya parpol dan kandidat juga gagal memobilisasi pemilih," tambahnya.

Jalil berharap ke depan hal ini tidak terulang, mengingat anggaran yang digelontorkan untuk Pilkada cukup besar. "Kalau begini terus, kedepan kepala daerah di pilih sama DPRD saja, sayang anggaran besar partisipasi rendah," tandasnya.

Terpisah, pengamat politik Sukabumi, Lidiawati, mengatakan dari hasil pengamatannya ada beberapa indikator yang menyebabkan partisipasi masyarakat sangat rendah dalam perhelatan Pilkada 2024 ini.

Mantan Komisioner KPU Kabupaten Sukabumi itu menyebut diantaranya adalah soal waktu pencoblosan yang jatuh di hari kerja. Menurutnya, meski pada hari pencoblosan diliburkan secara nasional, tetapi banyak masyarakat yang kerja diluar daerah memilih tidak pulang saat hari pencoblosan.

"Meski libur, mereka yang kerja diluar kota, jauh dari rumah, tidak pulang karena nanggung karena besok harinya harus masuk kerja lagi," kata wanita yang biasa disapa Teh Lidia ini.

Namun, kata Teh Lidia, faktor waktu pencoblosan di hari kerja tidak sepenuhnya menjadi alasan, kalau didukung oleh sosialisasi yang masif oleh penyelenggara Pilkada. "Saya menemukan ada beberapa pemilih yang baru menerima surat panggilan satu atau dua hari sebelum pemilihan, jadi mereka yang diluar kota tidak sempat mempersiapkan untuk pulang," imbuhnya.

Teh Lidia pun menilai sosialisasi Pilkada kepada masyarakat sangat berperan penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Ia juga menyebutkan penemuannya dilapangan banyak masyarakat yang belum mengetahui calon-calon yang ikut kontestasi di Pilkada.

"Coba ada masyarakat yang tahu kalau calon itu hanya KDM (Kang Dedi Mulyadi) saja, artinya mereka hanya tahu calon gubernur, sementara calon bupati-wakil bupati mereka tidak tahu," ujarnya.

Meski demikian, kata Teh Lidia, hal tersebut tidak menjadi ukuran untuk menilai buruk kinerja KPU secara keseluruhan. "Tapi ini harus menjadi bahan evaluasi," pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi21 Februari 2025, 22:28 WIB

Temani Warga yang Dipanggil Polisi Pasca Kematian Samson, Massa Geruduk Mapolres Sukabumi

Puluhan warga Cihurang Simpenan Sukabumi geruduk Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson.
Puluhan warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi mendatangi Mapolres Sukabumi pasca kematian Samson. (Sumber : SU/Ilyas)
Sehat21 Februari 2025, 21:00 WIB

5 Cara Ampuh Mengatasi Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit

Kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tanda-tandanya biasanya tidak kentara, namun terkadang, Anda dapat melihat gejala Kolesterol tinggi pada kulit.
Ilustrasi cara mengatasi gejala kolesterol tinggi pada kulit (Sumber: Freepik/@freepik)
Sukabumi21 Februari 2025, 20:48 WIB

Aksi Indonesia Gelap di Sukabumi, Mahasiswa Kritisi Efisiensi Anggaran hingga MBG

Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Rojab Asyari menilai semua tuntutan yang disampaikan mahasiswa cukup realistis dan sesuai dengan keadaan di masyarakat.
Aksi Indonesia Gelap di Kota Sukabumi, ratusan mahasiswa berunjukrasa di depan Kantor DPRD, Jumat (21/2/2025). (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Inspirasi21 Februari 2025, 20:18 WIB

Integrasi AI di Newsroom Media Lokal Tingkatkan Efisiensi dan Kualitas Konten

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, menekankan pentingnya adaptasi teknologi, termasuk AI, bagi media lokal
LMC Talk
Sehat21 Februari 2025, 20:16 WIB

Kenali 6 Gejala Kolesterol Tinggi pada Kulit yang Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan

Gejala kolesterol tinggi pada kulit bukan hanya masalah kosmetik, tetapi juga dapat menjadi indikator masalah kardiovaskular.
Ilustrasi gejala kolesterol pada kulit (Sumber: Freepik/@krakenimages.com)
Film21 Februari 2025, 20:00 WIB

Sinopsis Drama Korea Undercover High School, Anggota NIS Menyamar Sebagai Siswa SMA

Drama korea Undercover High School memiliki cerita unik mengenai seorang agensi badan intelijen nasional yang harus menyamar sebagai siswa Sekolah Menengah Atas untuk menjalankan sebuah misi.
Sinopsis Drama Korea Undercover High School, Anggota NIS Menyamar Sebagai Siswa SMA (Sumber : Instagram/@mbcdrama_wow)
Sukabumi21 Februari 2025, 19:50 WIB

Hasil Kesepakatan Emak-emak dan Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi soal Wabah Lalat

Berikut hasil kesepakatan pasca emak-emak geruduk peternakan ayam di Cidahu Sukabumi karena resah dengan lalat yang mewabah.
Kapolsek Cidahu AKP Endang Slamet dan jajaran saat mendengar aspirasi puluhan emak-emak yang protes soal wabah lalat ke peternakan ayam. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi21 Februari 2025, 19:48 WIB

Sempat Duel, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Tewas Diamuk Massa

Tubuh Samson tergeletak bersimbah darah penuh luka, tersiar kabar pria yang dijuluki preman ini dihabisi oleh massa.
Tubuh Suherlan alias Samson warga Simpenan Sukabumi tergeletak di pinggir jalan (Sumber: SU/Ilyas)
Kecantikan21 Februari 2025, 19:42 WIB

Terapkan 11 Tips Mudah untuk Membuat Kuku Tumbuh Cepat, Sehat dan Cantik

Wanita sering kali ingin memamerkan kuku panjang yang sehat dan cantik. Dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatan kuku, Anda dapat memperoleh kuku yang panjang dan indah tanpa banyak usaha.
Ilustrasi cara mudah merawat kuku agar tumbuh cepat, sehat dan cantik (Sumber: pexels.com/@The Glorious Studio)
Sukabumi21 Februari 2025, 19:29 WIB

Generasi Muda Sukabumi yang Terkunci Darah dan Senjata

Tawuran adalah cara mempertahankan marwah dan harga diri sekolah.
Tawuran pelajar di Lapang Merdeka Kota Sukabumi. | Foto: Istimewa/Warganet