SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi Dadang Hermawan menanggapi kondisi sanggar Batik Pakidulan di Kampung Cikaret, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, yang saat ini tidak aktif.
"Kami akan mencari tahu terlebih dahulu kenapa sampai mengalami gulung tikar," kata Dadang kepada sukabumiupdate.com, Kamis (3/10/2024).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan jika sanggar Batik Pakidulan ingin kembali dihidupkan, dirinya siap memfasilitasi. Dadang juga mendorong persoalan yang berkaitan dengan UMKM. "Intinya kami siap, tapi akan koordinasi dulu dengan kepala desa."
Camat Ciracap Iwan Muhdiawan menambahkan, "Kami sangat mendukung jika dikembangkan lagi. Sanggar Batik Pakidulan merupakan satu-satunya sanggar di kawasan Geopark Ciletuh, dan berdiri karena kebutuhan Geopark. Tapi setelah Bio Farma lepas, berhenti juga aktivitasnya," kata dia.
"Kalaupun memang akan dihidupkan kembali, perlu ada pendataan atau inventaris, apakah kelompok perajin batik tulis itu masih sanggup dan mau, juga masalah pengelolaannya, marketing-nya, dan dukungan dari berbagai pihak," ujar Iwan.
Baca Juga: Hari Batik Nasional, Cerita Batik Pakidulan Sukabumi yang Kini Mati Suri
Bangunan Sanggar Batik Pakidulan berdiri di lahan seluas 400 meter, berada di pinggir jalan lingkungan Desa Purwasedar, beberapa kilometer dari pusat kantor Kecamatan Ciracap dan sekitar 5 kilometer dari kantor Desa Purwasedar. Sanggar ini diresmikan Bupati Sukabumi saat itu, Sukmawijaya, pada 31 Juli 2015, di mana anggarannya berasal dari CSR PT Bio Farma.
Pada awal berdiri, Batik Pakidulan cukup hidup dengan sanggar dan puluhan pekerja yang terlibat dalam memproduksi batik tulis. Saat itu Kampung Cikaret terkenal dengan sebutan Kampung Batik Purwasedar. Namun kini sanggar Batik Pakidulan tidak terdengar lagi. (ADV)