SUKABUMIUPDATE.com - Neng Susi adalah satu-satunya anggota fraksi Partai Nasdem di DPRD Kabupaten Sukabumi untuk periode 2019-2024. Lahir di Sukabumi pada 23 Oktober 1982, ia berhasil terpilih dari Dapil 2 Kabupaten Sukabumi.
Neng Susi atau biasa disapa dengan panggilan Ibu Boti, dikenal sebagai politisi yang inspiratif dan penuh dedikasi.
Dalam sebuah wawancara, Ibu Susi menceritakan kesehariannya yang penuh dengan aktivitas sebagai politisi, istri kepala desa, dan ibu rumah tangga. Meskipun sibuk, Ibu Susi tetap menjaga hubungannya dengan suami dan anak-anaknya.
"Saya memang sibuk sebagai anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dan suami saya sebagai kepala desa. Ya, kami selalu berusaha memberikan pemahaman kepada anak-anak agar mereka bisa menerima kesibukan orang tua mereka yang berpolitik di lapangan," ujarnya dalam program Jejak Wakil Rakyat sukabumiupdate.com.
"Saya selalu berusaha pulang setiap malam untuk membahagiakan anak-anak yang seharian sudah ditinggal kerja," tambahnya.
Sebelum menjadi anggota DPRD, Ibu Susi sudah aktif mendampingi suaminya yang merupakan kepala desa. Selain itu, Ibu Susi juga memiliki usaha di bidang pertanian dan bisnis kayu.
Baca Juga: Budi Azhar Mutawali, Wakil Rakyat Sukabumi: Lekat dengan Sepak Bola hingga Akbar Tanjung
"Saya juga aktif di TP-PKK Desa Bojong Tipar, membantu suami dalam berbagai kegiatan sosial, terutama karena jarak tempuh ke Puskesmas dari desa kami cukup jauh. Jadi, saya harus siap membantu masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Ibu Susi juga memiliki peternakan lele dan kambing yang dikelolanya secara pribadi, namun melibatkan masyarakat setempat dalam proses pekerjaannya. "Selain ternak lele dan kambing, saya juga bertani untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberdayakan masyarakat setempat, terutama setelah dampak pandemi COVID-19," jelasnya.
Dalam kehidupan keluarga, Ibu Susi menceritakan bahwa ia bertemu dengan suaminya pada tahun 2020 di Sukabumi dan langsung menikah. Kini, mereka telah dikaruniai dua anak. Putra sulungnya yang berusia 19 tahun sedang bersiap untuk masuk kuliah, sementara putri bungsunya berusia sembilan tahun dan baru naik ke kelas 4.
Ibu Susi tidak memaksa anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya di dunia politik. "Saya tidak menekan anak-anak untuk terjun ke politik. Saya lebih membebaskan mereka untuk memilih jalan hidup mereka sendiri," tuturnya.
Nama panggilan Ibu Boti berasal dari singkatan Desa Bojong Tipar, dan sudah dikenal di masyarakat.
"Nama Boti itu sudah dikenal di masyarakat sebagai panggilan saya, dan saya merasa nyaman dengan itu. Namun, dalam kertas suara (Pemilu), saya tetap menggunakan nama asli, Neng Susi, agar tidak membingungkan masyarakat," jelasnya.
Pandangan Ibu Susi tentang dunia politik yang sering dianggap kotor sangat tegas. "Saya berpolitik karena ingin membantu masyarakat dan banyak manfaat yang bisa saya rasakan, terutama dalam membantu mereka yang kesulitan," ungkapnya.
Sebagai anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Ibu Susi ditempatkan di Komisi 4 yang membidangi kesehatan, sosial, BPBD, pendidikan, dan ketenagakerjaan. Ia mengaku terinspirasi oleh tokoh politik seperti Surya Paloh, dan menyatakan perlunya penambahan kuota perempuan di parlemen.
"Kuota perempuan 30% itu masih kurang untuk memperjuangkan hak-hak perempuan. Harus ada penambahan," tegasnya.
Pengalaman paling menarik bagi Ibu Susi selama menjadi anggota DPRD adalah ketika ia bisa membantu masyarakat dengan lebih efektif.
"Sebagai anggota dewan, saya lebih leluasa dan bisa lebih banyak membantu masyarakat serta menampung aspirasi mereka. Ini berbeda ketika saya hanya menjadi istri kepala desa," katanya.