SUKABUMIUPDATE.com - Tragedi kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan 10 orang dari SMK swasta asal Depok di Ciater Subang menimbulkan kembali pro kontra soal study tour sekolah terutama di kalangan orang tua siswa.
Bahkan beredar viral di media sosial warga Sukabumi terkait flyer digital bertuliskan “Stop! Study Tour; tidak banyak manfaat hanya menyulitkan orang tua. Jaman sudah canggih, jika hanya untuk mengenal tempat wisata, dapat dipelajari dari internet”.
Terkait hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar mengatakan bahwa masyarakat punya hak untuk memberikan tanggapan baik yang pro dan kontra. Meski begitu ia menyebut study tour juga tidak selalu berkonotasi negatif namun ada juga sisi baiknya sehingga harus diatur.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Sopir Bus Kecelakaan Maut Rombongan SMK Jadi Tersangka
Hera menyampaikan bahwa tragedi kecelakaan bus yang ditumpangi rombongan pelajar dan guru SMK asal Depok di Subang harus menjadi bahan evaluasi ke arah perbaikan. Ia juga menyarankan agar study tour bersifat tak wajib serta tak hanya sekadar piknik.
“Qodarullah mengenai kecelakaan tidak ada yang menginginkan bahkan juga tidak ada yg tahu akan terjadi. Study tour bagi siswa itu sudah sejak lama bahkan seperti sudah menjadi tradisi, sebaiknya diatur yang menjadi permasalahannya apa, keselamatan, biaya, bahkan tujuan guna memberikan manfaat yang edukatif dari study tour tersebut,” kata Hera kepada sukabumiupdate.com, Senin (14/5/2024).
“Ini yang sebaiknya menjadi bahan perbaikan dari tragedi yang menimpa saudara saudara kita di Depok, dan setiap mengadakan study tour itu sifatnya tidak wajib, sehingga orang tua yang merasa keberatan tidak juga musti mengikuti,” tambahnya.
Bahkan, Hera mengaku pihaknya berulang kali meminta kepada Dinas pendidikan maupun Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) agar memanfaatkan cagar alam bersejarah yang ada di Kabupaten Sukabumi untuk menjadi lokasi study tour pelajar sehingga tak harus ke luar kota.
“Seperti salah satunya Bojongkokosan untuk direvitalisasi sebagai pusat sejarah dan budaya Kabupaten Sukabumi, dijadikan taman sejarah yang didalamnya memberikan wisata edukasi bagi pelajar kita yang memberikan hiburan yang informatif dengan fasilitas-fasilitas yang memadai, seperti pengenalan barang-barang bersejarah, perjalanan perjuangan pahlawan-pahlawan dari Sukabumi, perpustakaan, hingga informasi-informasi mengenai kekayaan budaya, alam, pariwisata serta segala sesuatu yang menjadi kebanggaan Kabupaten Sukabumi yang dituangkan dalam bentuk wisata edukasi, baik yang bersifat manual dan juga visual berupa bioskop edukasi,” kata Hera.
“Hal ini tentu akan menjadi kebanggaan sehingga para siswa siswi kita bisa mengetahui dengan sejarahnya, saya fikir ini hanya salah satu idea, pemerintah dengan dinas terkaitnya sebaiknya memiliki idea, gagasan yang bersifat inovatif,” sambungnya.
Baca Juga: DPRD Sukabumi Raker soal Pencabutan Status UHC Non-Cut Off, Ini Hasilnya
Politisi dari Partai Gerindra tersebut menegaskan intinya kebijakan study tour sekolah jangan sampai memberatkan orang tua serta musti ada manfaatnya secara edukatif.
“Saya juga berterimakasih kepada Dinas Pendidikan yang sudah merespons dari kejadian sekolah di Depok dengan surat himbauan, hendaknya sekolah-sekolah bisa mematuhi dan mengikutinya,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan sebelas orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus terguling di Jalan Raya Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. Mereka terdiri dari sembilan orang siswa dan satu orang guru, satu orang warga. Diduga kecelakaan ini akibat rem bus blong.