SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Muhamad Yusuf meminta polisi terus menggali fakta-fakta terkait tewasnya bocah laki-laki kelas II sekolah dasar (SD) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Diketahui, korban meninggal dunia di rumah sakit setelah diduga dikeroyok kakak kelasnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengutuk keras peristiwa ini. Apalagi terdapat indikasi yang kuat bahwa dugaan penyebab meninggalnya korban adalah akibat pengeroyokan oleh kakak kelasnya di sekolah. Yusuf meminta Satreskrim Polres Sukabumi Kota mengusut tuntas kasus yang menyita perhatian publik itu.
"Saya mengutuk keras peristiwa ini. Apalagi ada indikasi kuat dugaan penyebab utamanya adalah akibat pengeroyokan yang menyebabkan korban akhirnya meninggal dunia. Pihak kepolisian harus dapat mengusut tuntas kasus tersebut. Fakta-fakta yang ada di lapangan harus terus digali mendalam hingga kebenaran dapat terkuak dan seluruh pihak yang terlibat ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku," kata Yusuf kepada sukabumiupdate.com, Senin (22/5/2023).
Selain itu, apabila diperlukan, Yusuf meminta Dinas Pendidikan membentuk satuan tugas tingkat sekolah demi terciptanya pendidikan yang nyaman dan aman bagi peserta didik. Termasuk melakukan sosialisasi yang masif kepada guru dan orang tua tentang bahaya perundungan, hukuman fisik, dan pelecehan/kekerasan pada anak.
"Itu dilakukan agar tidak berulang kejadian di kemudian hari. Pencegahan secara preventif melibatkan semua stakeholder. Pendidikan bersama orang tua dan siswa dikedepankan guna mengurangi bahkan menghapus kejadian serupa tidak kembali terjadi," uja dia.
Baca Juga: P2TP2A Miris Masih Ada Perundungan, Siswa SD di Sukabumi Diduga Tewas Dikeroyok
Baca Juga: Enam Saksi Diperiksa, Kasus Siswa SD di Sukabumi Diduga Tewas Dikeroyok
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi Kota saat ini masih mendalami peristiwa tersebut. Enam saksi sudah diperiksa dalam kasus dugaan penganiayaan di sekolah ini. Korban yang masih berusia sembilan tahun mengembuskan napas terakhir di rumah sakit pada Sabtu pagi, 20 Mei 2023, setelah melewati masa kritis.
Aksi penganiayaan diduga terjadi di lingkungan sekolah di Kecamatan Sukaraja pada 15 dan 16 Mei 2023. Adapun jenazah korban sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum di sekitar rumahnya pada Sabtu siang. Sehari setelah pemakaman, Satreskrim memeriksa sejumlah saksi terkait peristiwa dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Sampai saat ini kami dari Satreskrim Polres Sukabumi Kota dan Polsek Sukaraja masih dalam tahap penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi. Sampai saat ini baru enam saksi yaitu dari pihak keluarga dan pihak sekolah," kata Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto kepada wartawan, Minggu kemarin.
Yanto menyebut pihaknya masih mengumpulkan keterangan dan mencari saksi maupun bukti pendukung sekaligus meminta hasil visum dari rumah sakit. "Motif belum diketahui dan masih tahap pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut. Kami akan terus melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap saksi-saksi," ujarnya.
"Sampai saat ini untuk visum belum ada hasilnya. Namun kami sudah mengirimkan surat permohonan kepada pihak rumah sakit," imbuh Yanto.
Yanto juga menegaskan akan tetap melakukan penyelidikan secara intensif terhadap kasus ini meskipun ada penolakan proses autopsi dari keluarga korban. "Untuk rencana autopsi, kami sudah sampaikan kepada keluarga, tapi keluarga menolak. Meski demikian, kami akan tetap melakukan pemeriksaan lebih lanjut." katanya.