SUKABUMIUPDATE.com - Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Badri Suhendi angkat suara terkait Landmark Palabuhanratu yang disoal sejumlah warga tak terlihat jelas akibat tertutup rimbunnya pohon.
Ketua Fraksi Partai Demokrat itu menilai untuk lokasi penempatan landmark Palabuhanratu yang berdiri di kaki Gunung Jayanti dan menghadap ke kawasan komplek perkantoran Pemkab Sukabumi di Canghegar itu sudah tepat, hanya saja penancapan tiang huruf dinilainya memang kurang tinggi.
“Lokasi penempatan landmark memang sangat tepat di situ karena memang seiring dengan pusat perkantoran ada di situ, sehingga alur pandangan masyarakat akan tertuju di wilayah tersebut,” kata Badri kepada sukabumiupdate.com Minggu (7/5/2023).
“Namun memang penancapan tiang landmark tersebut kurang tinggi, karena mungkin tidak memperhitungkan pertumbuhan pohon-pohon yang ada di wilayah tersebut yang semakin tinggi pertumbuhannya,” tambah legislator dapil Palabuhanratu itu.
Baca Juga: Landmark Ala 'Holywood' di Palabuhanratu Sukabumi Disorot Warga Gegara Tak Terlihat Jelas
Agar dapat memberikan manfaat serta memberikan estetika, Badri kemudian menyarankan pemerintah daerah untuk segera memperbaiki penempatan landmark ala ala Holywood di ibukota Kabupaten Sukabumi tersebut.
“Menurut hemat saya agar Pemda dalam hal ini Perkim perlu ada perbaikan penempatan Landmark tersebut. Sehingga dapat memberikan manfaat dan memberikan estetika yang sangat indah atau bagus dan menarik kalau Landmark tersebut bisa terlihat jelas,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah landmark berukuran raksasa bertuliskan PALABUHANRATU yang berdiri di kaki Gunung Jayanti, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi jadi sorotan warga karena tak terlihat jelas akibat terhalang rimbunan pohon.
Dari Jalan Ahmad Yani hingga sekitaran Lapang Cangehgar yang paling dekat landmark ala-ala Hollywood itu, baik dengan pandangan mata maupun kamera ponsel, landmark Palabuhanratu tetap tidak saja tak terlihat secara jelas dan utuh.
"Hollywood gagal versi Sukabumi, karena tidak terlihat dengan jelas tertutup pohon. Biaya pembangunan landmark Palabuhanratu itu tidak sedikit yang dikeluarkan, jadi terasa percuma, "ujar Hadi (27 tahun) warga sekitar saat ditemui sukabumiupdate.com di lapang Cangehgar.