SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar menyatakan duka cita mendalam sekaligus merasa terteror dengan adanya peristiwa seorang Siswa SD inisial R (13 tahun) yang meninggal usai dibacok di depan SMPN 3 Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Sabtu, 4 Maret 2023. Kasus ini menyita perhatian publik lantaran tindak pidana ini dilakukan pelajar tingkat SLTP yang kini sudah ditetapkan sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH).
“Baik secara pribadi, ketua komisi yang membidangi pendidikan dan baik sebagai orang tua yang mempunyai anak sekolah, saya merasakan duka yang mendalam. Bahkan lebih dari itu, kami merasa terteror dengan keadaan ini, jangan-jangan anak siapapun bisa jadi korban jadi seperti ini. Kejadian ini duka bagi dunia pendidikan Kabupaten Sukabumi,” ujar Hera kepada sukabumiupdate.com, Minggu 5 Maret 2023.
Politisi dari Partai Gerindra itu mempercayakan penanganan kasus ini kepada kepolisian, karena pelakunya sudah ditangkap. Meski begitu, agar kasus serupa tidak terus berulang, Hera mendorong pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan membuat semacam formulasi tentang sebuah sistem pengajaran yang ada di Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Sering Bantu Guru, Kenangan Siswa SD di Palabuhanratu Sukabumi yang Tewas Dibacok
Hera menyebut filosofi tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan itu adalah sebuah taman bagi siswa seharusnya diterapkan di tiap sekolah di Kabupaten Sukabumi.
“Saya khawatir adanya kejadian ini jangan-jangan karena sekolah tidak menyenangkan bagi anak-anak, sehingga mereka mencari kesenangan kesenangan menurut pribadinya masing masing, sedangkan mereka itu masih dibawah umur, mereka menganggap kesenangan (konteks negatif) ini tanpa mereka sadari karena belum dewasa,” ujarnya.
“Sehingga dengan kejadian ini, jangan dianggap sesuatu yang berdiri sendiri atau kasuistik, tapi dilihat dari sistem pendidikan yang ada, misalnya anak anak itu kan butuh pengakuan, bagaimana di sekolah sekolah tersebut apakah sudah mengadakan fasilitas untuk penyaluran penyaluran hobi, penyaluran bakat,” tambahnya.
Tak hanya itu, Hera meminta kegiatan bimbingan konseling oleh guru BK di sekolah kepada anak didiknya terus ditingkatkan. “Kalau sudah terlihat tabiat anaknya seperti ini, apakah sudah ada konseling dengan gurunya, dengan walinya,” ujarnya.
“Harapan saya terhadap pemerintah daerah segera melakukan formulasi formulasi untuk kedepannya dengan melibatkan peran serta masyarakat bahkan kalau bisa libatkan ahli psikologi anak hingga ahli kriminologi,” tandasnya.