SUKABUMIUPDATE.com - Batuan purba di salah satu pesisir zona inti Geopark Ciletuh Sukabumi masih sulit diakses oleh wisatawan. Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Andri Hidayana menyebut butuh dermaga kecil untuk bersandar perahu pengangkut wisatawan di kawasan pesisir, batu batik dan karang kontol, yang baru-baru ini viral.
Area bebatuan purba ini berada di pesisir suaka margasatwa Cikepuh, tepatnya di kawasan pantai Cibiuk spot Legon Pandan, Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Viral karang kontrol membuat banyak wisatawan yang ingin melihat langsung keajaiban alam di kawasan tersebut. Tak hanya karang kontol disana ada batu batik, batu punggung naga dan batuan lainnya yang punya bentuk unik dan nilai keilmuan geologi.
Baca Juga: Penanda Toleransi di Kota Sukabumi, Imlek 2023: Semangat Kebahagiaan dan Optimisme
"Mereka wisatawan, sangat penasaran ingin berfoto di spot Karang Kontol, tetapi kemarin perahu tidak bisa bersandar. Di lokasi banyak karang bebatuan," ucap guide tour Geopark Ciletuh, Ngko kepada sukabumiupdate.com, Sabtu 21 Januari 2023.
"Wisatawan hanya bisa melihat dari kejauhan diatas perahu. Sambil berlayar menuju spot Batu Batik. Disana perlu sarana untuk perahu bersandar, seperti dermaga kecil," ujar pria yang sering membawa wisatawan mengeksplor kawasan wisata di pesisir geopark ciletuh ini lebih jauh.
Soal, ini anggota DPRD Kabupaten Sukabumi yang ikut memviralkan karang kontol, Andri Hidayana mengaku sudah berkomunikasi merespon aspirasi tersebut.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sukabumi 22 Januari: Waspada Ada Potensi Hujan
"Insya Allah dalam waktu dekat, akan mengajak para pegiat wisata lokal berbicara, merencanakan, dan membenahi lokasi agar bisa diakses langsung ke lokasi bebatuan purba itu," kata Andri.
Memang saat kami mengecek lokasi, ucap Andri, tidak ada spot yang dekat untuk bisa ke tepi pantai, menyandarkan perahu. Bahkan untuk mendekati spot Karang Kontol juru mudi harus ekstra hati dan waspada.
“Banyak karang bebatuan, hingga rawan karang untuk perahu. Jadi sarana atau akses ke Karang Kontol, itu pekerjaan rumah kami bulan ini," tegasnya.
Baca Juga: Hari Raya Imlek 22 Januari, Simak Asal Usul Istilah Kelenteng yang Jadi Tempat Ibadah
Seperti diketahui, keberadaan batuan purba ini menjadi salah satu alasan Unesco memberikan status geopark global kepada Ciletuh. Status tersebut tak terlepas dari Kawasan konservasi alam yang dikukuhkan sebagai Geopark Nasional oleh Komite Nasional untuk UNESCO dan Kementerian ESDM pada Desember 2015. Dilanjut sebagai Geopark Internasional (global) pada tahun 2017.
Salah satunya batuan purba seperti punggung naga dan batu batik. Batuan ini diketahui sebagai proses alam yang terjadi pada masa pra-tersier sekitar 60 juta tahun yang lalu. Terbentuk secara alami dari lava panas gunung berapi yang berada sekitar 100 km di bawah permukaan laut, sebelum akhirnya terangkat ke permukaan bumi.
Gradasi warna coklat kemerahan adalah salah satu karakteristik yang paling menonjol dari Batu Batik ini. Tidak hanya itu, ragam ukuran dan bentuk yang unik adalah karakteristik lainnya yang membuat bebatuan di kawasan tersebut begitu istimewa.