SUKABUMIUPDATE.com - Membangun wisata tidak akan berhasil tanpa keterlibatan warga lokal secara penuh, investor yang tidak didukung masyarakat hanya akan menimbulkan konflik di masa depan. Keterlibatan bisa diartikan sebatas menyerap tenaga kerja atau melibatkan masyarakat sesuai peran dan keterampilan yang dimiliki masyarakat.
"Prinsip menjalankan usaha seperti ini sudah saya pegang sejak pertama kali terjun menjadi pengelola bumi perkemahan sejak 30 tahun lalu di Pondok Halimun ini," Iwan Roeslan (50) bertutur kepada sukabumiupdate.com, Minggu (5/2/2017).
Lebih jauh Iwan menceritakan, pengelola maupun pebisnis wisata tidak bisa mengabaikan kehadiran masyarakat di sekitar tempat usaha tersebut dijalankan. "Jika mereka diacuhkan, hanya akan menimbulkan kecemburuan sosial. Bagaimana pun masyarakat lokal memiliki ikatan emosi dengan lingkungannya."
BACA JUGA: Menjadi Saksi Batu Rindu di Curug Cikurutug di Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi
Karenanya, menurut Iwan, pengusaha harus berpikir bagaimana caranya usaha yang dijalankan sebisa mungkin terasa manfaatnya secara ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dalam menjalankan usaha wisatanya di kawasan wisata alam Pondok Halimun, Kabupaten Sukabumi, Iwan memang melibatkan Pemuda Karang Taruna Bakti Muda Desa Perbawati, mereka menjadi mitra Iwan dalam menjalankan program ataupun paket wisata yang dijualnya.
"Program lingkungan atau paket wisata yang saya tawarkan semuanya dijalankan oleh para pemuda, hingga mereka juga punya rasa memiliki, sehingga pada.akhirnya turut menjaga lingkungan sekitar kawasan, baik dari sisi kebersihan maupun keamanan."