SUKABUMIUPDATE.com - Saat yang lain sudah mulai beralih ke sajian kuliner yang lebih modern, namun tak demikian dengan Abdullah (45 tahun). Warga Kampung Lebakpicung, Desa Lebaksari, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi ini memilih bertahan, melestarikan sajian kuliner tradisional, Laksa, yang kini sudah sulit ditemui.
BACA JUGA: Sensasi Botram Rumahan Nasi Liwet Neng Kiana di Wiskul Toserba Selamat Kota Sukabumi
Abdullah mengaku sudah 20 tahun berjualan Laksa, meski semakin hari peminat kuliner khas Sunda itu kian menurun. Ia beralasan, Laksa adalah makanan yang memiliki nilai historis tersendiri yang harus dilestarikan keberadaannya.
"Dulu itu makan laksa sangat populer di masyarakat, bahkan hampir setiap kegiatan apapun untuk menjamu tamu itu menghidangkan Laksa," terangnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (18/10/2019).
BACA JUGA: Rasa Original Kopi, Ramen dan Burger ala Ruang Cerita Cikole Kota Sukabumi
Kini penjualan Laksa cukup sulit dijumpai. Tapi menurut bapak tiga anak ini, hal itu bisa menjadi peluang, karena kesempatan mendapatkan keuntungan dari penjualan laksa ini masih menjanjikan. "Kan semakin tidak ada yang jualan semakin besar kesempatan mendapatkan keuntungan," paparnya.
Abdullah menerangkan, dalam sehari Laksa yang dijajakannya dapat terjual hingga 40 porsi. Bila dinominalkan dalam sehari berjualan bisa meraup untung besar Rp 400.000. "Masyarakat kadang ada yang kangen makan laksa. Saya biasanya mangkal di halaman Kecamatan Cicurug. Satu porsi dijual seharga Rp 10.000," pungkas Abdullah.