SUKABUMIUPDATE.com - Seruan Calon Presiden petahana Joko Widodo mengenakan pakaian putih ke TPS pada hari pencoblosan kepada pendukungnya dipatahkan Partai Gerindra. Kebiasaan memakai baju putih diklaim Gerindra lebih awal dilakukan pasangan Prabowo-Sandi.
Ketua DPP Partai Gerindra, Heri Gunawan mengatakan, sejak awal berdiri Partai Gerindra pakaian partainya identik dengan warna putih dan celana krem. Maka itu, ajakan Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, agar para pendukungnya memakai pakaian warna putih seolah memberikan sinyal agar mencoblos Prabowo-Sandi.
BACA JUGA: Beda Salat Jumat Prabowo dan Jokowi, Catatan Penting Heri Gunawan
"Soal warna putih dan krem itu sejak awal sering dipakai Pak Prabowo. Masyarakat sudah tahu itu, kok, tiba-tiba ada ajakan ke TPS memakai pakaian berwarna putih dari Presiden. Sepertinya Pak Jokowi meminta rakyat Indonesia untuk mencoblos nomor urut 02. Terima kasih Pak, untuk menyuarakan pemilih memilih nomor urut 02,” sindir anggota Komisi XI DPR RI yang karib disapa Hergun melalui keterangan tertulis, Jumat (29/3/2019).
Menurut Hergun, ajakan tiba-tiba berpakaian putih ke TPS menandakan kepanikan dari calon petahana setelah adanya beberapa survey terakhir yang terus menunjukan penurunan elektabilitasnya. Sebab, mengenakan kostum putih tidak ada relevansinya dengan kelancaran pencoblosan.
Hergun mencontohkan, beberapa gerakan didominasi kostum putih justru cenderung berpihak kepada oposisi. Adanya gerakan "putihkan" di sejumlah daerah seperti di Solo dan Jakarta. Terbesar yakni gerakan 212.
"Bagi kami, rasanya tidak berlebihan jika membebaskan pendukung Prabowo-Sandi memakai baju putih, baju biru atau tidak. Terpenting saat pencoblosan jangan ada embel-embel atribut partai. Kalau pendukung 01 atau 02 memakai kostum putih juga, sah-sah saja," tegasnya.