Libur Panjang di Palabuhanratu Sukabumi, Pedagang Sebut Penyebab Pantai Sepi Pengunjung

Kamis 29 Oktober 2020, 05:41 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah objek wisata di kawasan Pantai Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi terpantau sepi pada momen libur panjang kali ini.

Dalam pantauan sukabumiupdate.com, memasuki hari kedua libur panjang ini, hampir di semua titik objek wisata pantai, mulai dari Pantai Citepus Istana Presiden hingga Karanghawu Kecamatan Cisolok, sepi pengunjung.

"Iya sejak dari kemarin gak ada lonjakan pengungjung ke pantai. Dari laporan anggota di lapangan, kondisi pengunjung ada tapi tidak terlalu ramai," kata Kepala Operasional Balawista Kabupaten Sukabumi Asep Edom kepada sukabumiupdate.com, Kamis (29/10/2020).

BACA JUGA: Hari Pertama Libur Panjang, Kendaraan Luar Kota Padati Perbatasan Sukabumi-Bogor

Asep berujar, sepinya pengunjung di sejumlah objek wisata di kawasan Pantai Palabuhnratu ini diduga karena dampak Pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum selesai. Belum lagi, sambung Asep, isu gelombang laut tinggi yang tersebar di media sosial.

"Mungkin dampak dari Covid-19 semua mengalami kesulitan keuangan, sehingga masyarakat lebih baik tinggal di rumah, juga kondisi gelombang laut saat ini sedang tidak bersahabat, besar sejak dua malam," ujarnya.

Kendati demikian, Asep memastikan pihaknya tetap melakukan pengawasan di objek wisata pantai, termasuk pemasangan bendera merah di beberapa titik lokasi yang dianggap rawan terjadi kecelakaan laut.

"Anggota tetap jaga dengan menerapkan protokol kesehatan meski pengunjung sepi. Penyediaan tempat cuci tangan di setiap tempat titik kumpul atau area parkir," terangnya.

BACA JUGA: Cegah Klaster Libur Panjang, Siaga Covid-19 di Geopark Ciletuh Palabuhanratu

Sementara itu, Santi (37 tahun) salah seorang pedagang makanan di Pantai Karanghawu mengungkapkan, sepinya pengunjung di sejumlah objek wisata pantai disebabkan adanya prediksi tsunami 20 meter yang beredar di media sosial.

"Sudah lama pengunjung sepi terus pas lagi ramai prediksi bencana alam tsunami itu, kira-kira dua pekan lah. Padahal di sini aman saja, kalaupun saat ini gelombang sedang tinggi, itu memang pasang surut air laut," ungkap Santi.

"Mudah-mudahan virus corona segera hilang dan aktivitas warga seperti biasa lagi," tandasnya menambahkan.

Ingat pesan ibu:

Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo
Sukabumi19 April 2024, 20:11 WIB

Ratusan Buruh Garmen di Cicurug Sukabumi Demo Tuntut Perusahan Bayar Gaji

Ratusan buruh pabrik garmen berdemonstrasi di depan halaman PT Indo Garment Lestari (IGL) tepatnya di Kampung Bojong Pereng, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024).
Sejumlah buruh pabrik garmen melakukan aksi demo di depan halaman PT IGL | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi19 April 2024, 20:05 WIB

Cita-citanya Polwan, Orang Tua Terpukul Kehilangan Kayla Siswi Peserta Paskibraka Sukabumi

Orang tua Kayla Nur Syifa peserta seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal punya cita-cita jadi Polwan.
Orang tua Kayla Nur Syifa peserta Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumah duka (Sumber : SU/Asep Awaludin)
Sehat19 April 2024, 20:00 WIB

8 Makanan Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat

Updaters Wajib Mengetahui Apa Saja Makanan Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat.
Ilustrasi - Makanan Tinggi Protein Purin yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat (Sumber : pexels.com/@Sebastian Coman Photography)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 19:25 WIB

Gelar Perundingan Kebonpedes, Kader PDIP Minta Yudi Suryadikrama Maju Pilkada Sukabumi

Sejumlah kader PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi menggelar pertemuan dalam rangka menyikapi pemilihan bupati / wakil bupati Sukabumi yang akan dihelat pada 27 November 2024 mendatang.
Kader PDI Perjuangan menggelar Perundingan Kebonpedes, Jumat (19/4/2024) | Foto : Syams
Sukabumi19 April 2024, 19:15 WIB

SDN Sundawenang Sukabumi Dibobol Maling, Pelaku Gondol Proyektor dan Gitar

Berikut kronologi kejadian SDN Sundawenang Parungkuda Sukabumi dibobol maling. Pelaku sempat kepergok dan dikejar penjaga sekolah.
SDN Sundawenang Parungkuda dibobol maling, Jumat (19/4/2024). (Sumber : Istimewa)
Life19 April 2024, 19:00 WIB

Ajak Bicara dengan Perasaan, 9 Cara Mengatasi Anak Stres Karena Sering Dimarahi Orang Tua

Mengatasi stres yang disebabkan oleh seringnya anak dimarahi oleh orang tua memerlukan pendekatan yang sensitif dan mendukung.
Ilustrasi. Mengatasi stres yang disebabkan oleh seringnya anak dimarahi oleh orang tua memerlukan pendekatan yang sensitif dan mendukung. (Sumber : pixabay.com/@AnnieSpratt)