SUKABUMIUPDATE.com - Gubuk rongsok dipinggir Jembatan Cibandung, di Jalan Bhayangkara, Kota Sukabumi yang beberapa hari ini viral di media sosial ternyata dihuni Eman, seorang pencari barang bekas atau rongsokan. Bekerja menjadi pemulung barang bekas dilakoni pria berusia 25 tahun ini demi bisa hidup.
Eman terbilang gesit. Sejak subuh dia sudah keluar dari gubuknya mencari barang rongsok dan pulang ke gubuknya larut malam untuk beristirahat. Gubuk tersebut dibangun dari barang barang bekas, atapnya seng, diberi sekat dari terpal, kain dan plastik bekas. Ada juga kasur kapuk sebagai alas tidur, yang didapatkannya dari berburu barang bekas yang sudah dibuang oleh warga.
BACA JUGA: Ngobrol Dengan Eman, Penghuni Gubuk Rongsok di Jembatan Cibandung Kota Sukabumi
Gubuk itu berada dekat dengan TPS (tempat penyimpanan sementara) sampah yang ada di pinggir jalan Bhayangkara Kota Sukabumi. Keadaan ini yang membuat netizen terenyuh hingga kondisi Eman ini viral di media sosial.
Ternyata sebelum menjadi pemulung, Eman pernah bekerja di Jakarta untuk menjadi pelayan di rumah makan. Akan tetapi kerasnya hidup di ibu kota membuat Eman memutuskan pulang ke Sukabumi dan memilih bekerja sebagai pemulang meskipun dalam keadaan memprihatinkan.
Siapa sebenarnya Eman dan dari mana? Berikut faktanya
Warga Desa Bojong Lopang Kecamatan Jampang Tengah
Eman mengaku berasal dari Desa Bojong Lopang, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi. Sebelum menjadi pemulung di Sukabumi, Ia mengaku pernah pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib menjadi pegawai di sebuah rumah makan dan pernah juga bekerja serabutan demi menyambung hidupnya di Ibukota. Namun kerasnya hidup di ibukota membuat eman berpikir untuk pulang ke Sukabumi.
"Jakarta rawan, jadi saya pulang ke Sukabumi, karena di Jakarta juga tinggal di gubuk," kata Eman kepada sukabumiupdate.com, Selasa (4/8/2020).
Sesekali pulang ke Jampang
Semua dilakukan Eman digubuk itu, dari mulai tidur hingga makan. Kalau untuk kebutuhan mandi dan sebagainya Eman pergi ke sungai yang berada di bawah gubuknya. Eman yang mengaku masih lajang ini, sebulan sekali pulang ke Jampang untuk berziarah atau nyekar ke kuburan orang tuanya. "Suka nyekar ke kuburan orang tua (di Jampang Tengah)," jelasnya.
Gubuk Dibangun dari Barang Bekas
Gubuk tersebut dibangun tak jauh dari TPS (tempat penyimpanan sementara) sampah yang ada di pinggir jalan Bhayangkara Kota Sukabumi. Atap yang menaungi gubuk tersebut merupakan seng bekas, kemudian sekat dari terpal, kain dan plastik bekas. Ada juga kasur kapuk sebagai alas tidur merupakan kasur yang sudah dibuang warga.
Digubuk itu, Eman kadang memasak. Alat-alat masak pun seadanya, seperti kaleng bekas yang dipakai untuk memasak air dan apinya mengandalkan kayu bakar.
Dinsos Sebut Eman Empat Tahun Tinggal di Jembatan Cibandung
Kepala Dinas Sosial Kota Sukabumi, Rita Fitrianingsih mengatakan, Eman telah tinggal di bawah jembatan tersebut selama kurang lebih empat tahun. Dalam hal ini, pihaknya telah melakukan tindakan terkait pemenuhan kebutuhan sosial Eman selama hidup di dalam gubuk tersebut. "Sudah didatangi dikasih bansos. Kalau kaitanya dengan pemenuhan kebutuhan sosial, tugas kita sudah," jelasnya.