SUKABUMIUPDATE.com - Hampir seluruh wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi diselimuti kabut tebal pada Selasa (10/3/2020) malam. Kabut mulai terlihat sekitar pukul 21.15 WIB.
Warga yang sedang berada di kawasan Kota Sukabumi, Budiono (21 tahun) membenarkan, kawasan pusat Kota Sukabumi terlihat lebih adem lantaran kabut menyelimuti. "Jarak pandang sekitar 20 meteran lebih. Tapi enggak terlalu tebal sih, cuma suasananya jadi sedikit sejuk," kata Budiono kepada sukabumiupdate.com.
Selain di Kota Sukabumi, kabut juga terlihat di kawasan Cibaraja, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. "Lumayan berkabut, tapi karena gelap jadi enggak terlalu kelihatan," kata Bahtiar (22 tahun), warga Cibaraja.
Melesat ke kawasan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, peristiwa serupa juga terjadi di Kampung Cibodas Hilir, Desa Cibodas, Kecamatan Palabuhanratu. "Kawasan Cibodas sedikit berkabut," kata Nandi (32 tahun), warga setempat.
BACA JUGA: Kabut Tebal Bikin Kota Sukabumi Mirip Kirigakure di Naruto, Begini Penjelasan BMKG
Di kawasan Pajampangan, kabut juga tak ketinggalan menyelimuti. "Gelap sih, tapi kabut lumayan terlihat. Yang tidak terlihat bulan, tertutup awan," kata Dindin (35 tahun) warga Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.
Kemudian di Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, kabut menyelimuti beberapa lokasi usai gempa merusak beberapa rumah di kawasan tersebut. "Kalapanunggal berkabut setelah diguncang gempa," kata Syahrul (25 tahun) warga yang sedang berada di Desa Pulosari, Kalapanunggal.
BACA JUGA: Kuat dan Merusak, BMKG Sebut Sesar Klaster Bogor Picu Gempa 5.0 M di Sukabumi
Kabid Informasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, fenomena kabut yang turun usai Sukabumi diguncang gempa tidak berhubungan.
"Tidak ada hubungan antara gempa dan kabut. Kabut adalah uap air yang berada dekat permukaan tanah berkondensasi dan menjadi mirip awan. Hal ini biasanya terbentuk karena hawa dingin membuat uap air berkondensasi dan kadar kelembaban mendekati 100 persen," kata Daryono melalui pesan singkat.