Jamur Raksasa di Sukakersa Parakansalak Sukabumi Aman Dikonsumsi? Ini Kata Ahli Botani

Minggu 05 Januari 2020, 06:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Jamur raksasa tumbuh di area kebun dekat permukiman warga Kampung Sindanglengo RT 26/11 Desa Sukakersa, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. Jamur yang rata-rata bobotnya empat kilogram itu pertama kali ditemukan oleh Parman dan Ocid pada Sabtu (4/1/2020).

BACA JUGA: Jamur Raksasa Bikin Warga Sukakersa Parakansalak Sukabumi Heboh

Baik Ocid, Parman dan warga lainnya sempat dibuat heboh. Jamur raksasa itu sempat dibawa namun beberapa warga belum berani mengkonsumsi lantaran khawatir jamur tersebut beracun.

Menanggapi fenomena tersebut, Dosen Biodiversitas Tumbuhan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Billyardi Ramdhan menjelaskan ada beberapa cara untuk mengetahui apakah jamur raksasa tersebut aman dikonsumsi atau tidak.

BACA JUGA: Beda Suweg dan Rafflesia Kata Ahli Botani Sukabumi

"Untuk memastikan jamur aman dikonsumsi atau tidak perlu dilihat langsung ke lapangan. Tapi, kalau ingin tahu bisa pakai cara ini. Jamur dipepes dengan nasi. Kalau warna nasi berubah, artinya jamur tersebut beracun. Kemudian apabila ada cincin di bagian batangnya, berarti jamur tersebut beracun," jelas Billy kepada sukabumiupdate.com, Minggu (5/1/2020).

Masih kata Billy, berdasarkan ciri-ciri fisik, asal muncul dan karakter atas tudungnya, jamur raksasa tersebut adalah jenis Supa Bulan atau Suung Bulan dengan nama ilmiah Gymnopus sp.

BACA JUGA: Warga Sukabumi Harus Tahu, Ini Tips Cara Bedakan Mangga Alpukat yang Asli

Billy juga memaparkan cara membedakan jamur beracun dan tidak beracun. Pertama, jamur beracun warnanya mencolok seperti kuning, oranye, merah, pink. Kedua, jamur beracun muncul dari kayu atau media yang mengeluarkan bau busuk. Ketiga, jamur beracun ada tepung di bagian atas payungnya. Keempat, jamur beracun tidak dihinggapi semut, atau serangga kecil. 

"Sekalian edukasi, membedakan jamur beracun dan tidak beracun karena musim sekarang ini mulai banyak muncul jamur. Untuk memastikan, bisa dengan cara itu tadi, mencampur nasi lalu pepes," tandas Billy.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo
Sukabumi19 April 2024, 20:11 WIB

Ratusan Buruh Garmen di Cicurug Sukabumi Demo Tuntut Perusahan Bayar Gaji

Ratusan buruh pabrik garmen berdemonstrasi di depan halaman PT Indo Garment Lestari (IGL) tepatnya di Kampung Bojong Pereng, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024).
Sejumlah buruh pabrik garmen melakukan aksi demo di depan halaman PT IGL | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi19 April 2024, 20:05 WIB

Cita-citanya Polwan, Orang Tua Terpukul Kehilangan Kayla Siswi Peserta Paskibraka Sukabumi

Orang tua Kayla Nur Syifa peserta seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal punya cita-cita jadi Polwan.
Orang tua Kayla Nur Syifa peserta Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumah duka (Sumber : SU/Asep Awaludin)