SUKABUMIUPDATE.com – Jenazah Kani (80 tahun) kakek penjual rengginang sudah dimakamkan tak jauh dari rumahnya di Kampung Pondokkaso, Desa Pondokkaso Tonggoh, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Selasa malam (16/7/2019). Kani meninggal dunia di RSUD Sekarwangi saat tengah menjalani perawatan luka karena tersambar kereta api Pangrango Sukabumi – Bogor.
Beberapa jam sebelumnya, Kani diserempet kereta di Kampung Babakan RT 26/09, Desa Pondokkaso Landeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, tersungkur di parit pinggir rel kereta. Keranjang dan barang dagangnya berserakan diamankan di rumah warga terdekat.
BACA JUGA: Penjual Rengginang Terserempet Kereta di Parungkuda Langsung Dimakamkan
Keluarga korban merasa kehilangan karena Kani merupakan figur kakek dan orang tua yang bijaksana dan penuh semangat. Kani sangat mencintai pekerjaannya menjual kerupuk rengginang, walaupun harus berjalan kaki jauh dari kampung ke kampung memikul keranjang dagangan.
“Sebenarnya keluarga sudah melarang kakek berjualan keliling karena fisiknya makin melemah, tapi beliau selalu menolak karena merasa senang dan bersemangat dengan pekerjaannya itu,” terang cucu korban, Dika Hanggara (29 tahun) kepada sukabumiupdate.com, usai pemakaman, kemarin malam.
Dika mengatakan biasanya korban hanya berjualan mengelilingi sekitaran wilayah Cidahu tak jauh dari rumahnya. Jadwal dagangnya keluar dari rumah pukul 06.30 WIB dan pulang 14.00 WIB.
"Kakek ngider paling sekitaran Cidahu paling jauh Parakansalak lah," terang Dika.
BACA JUGA: Video: Tak Dengar Suara Klakson, Kakek Ini Tewas Setelah Diserempet Kereta
Ia juga kaget saat mendapatkan informasi Kakek Kani terserempet kereta di Parungkuda. Kabar tersebut diterima keluarga melalui jejaring sosial Facebook, dan langsung mencari info ke TKP.
"Saya tahu dari Facebook, udah curiga juga itu kakek soalnya dari ciri awal dagang ranginang, terus keluarga kesana, dan bener itu kakek," tukasnya.
Masih Deri, menjelaskan pendengaran kakeknya itu sudah tidak terlalu baik. Kondisi kesehatannya pun sedang kurang fit, namun tetap memaksakan berjualan. “Udah dilarang sama keluarga juga, tapi kakek gak mau.”