SUKABUMIUPDATE.com – Longsor tebing makam astana gunung di Kampung Nyalindung, Kelurahan/Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi menyisahkan trauma bagi warga setempat. Lima anak tertimbun, satu meninggal, satu luka ringan dan tiga lainnya selamat.
M Rifki alias botel (10 tahun) meninggal dunia setelah sempat tertimbun materil longsor selama kurang lebih 20 menit. Sementara Mohamad Rizki (10 tahun) mengalami luka ringan karena juga sempat tertimbun tanah hingga sebatas leher, sebelum diselamatkan oleh warga dan pekerja proyek pembangunan double track.
Kedua bocah malang ini, tengah bermain dengan sejumlah anak lainnya yang diketahuin selamat dari bencana tersebut. Mereka tengah bermain di bawah tebing, pinggir tembok penghalang tebing, dekat dengan kubangan jalur air yang dibuat oleh pekerja proyek double track.
Lokasi tersebut memang tengah ditata, oleh banyak pekerja termasuk sejumlah alat berat, karena masuk kawasan rel ganda kereta api Sukabumi – Bogor. Tebing yang longsorpun belum lama ditata oleh pekerja proyek.
Usai mendapatkan perawatan medis di RS Betha Medicare, Mohamad Rizki diperbolehkan pulang dan sudah bisa berkomunikasi. Kepada sukabumiupdate.com, bocah ini bercerita bahwa saat itu ia bersama Botel da rekan lainnya tengah asyik bermain lumpur dan air.
BACA JUGA: Cerita Saksi, Saat Tebing di Proyek Double Track di Cicurug Sukabumi Ambruk Menimpa Lima Anak
“Denger suara bruk, tau tau gelap, badanku tanah semua,” jelas Rizki.
Ia sempat melihat ketiga rekannya lari, sebelum ia dan Botel tertimbun tanah. Rizki selamat karena material longsor hanya menimbun badannya sebatas leher, sementara rekannya Botel tertimbun cukup dalam, dan baru dievakuasi lebih dari 20 menit kemudian.