SUKABUMIUPDATE.com - Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu, Donggala dan Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyisakan kerusakan yang begitu besar dan trauma mendalam bagi korban, termasuk satu keluarga asal kota Sukabumi yang selamat dari bencana tersebut.
Enam orang yang merupakan satu keluarga terdiri dari seorang ibu, Yoyom Yuliawati (70 tahun) lalu dua orang anaknya, Selvi (32 tahun) dan Ria Aryani (29 tahun) kemudian tiga cucunya, Renata (3 tahun), Kirana (5 tahun) dan Aira (7 tahun). Mereka merupakan warga Kampung Cipelanggede, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh.
Kini keluarga ini telah pulang ke kampung halamannya dan bersyukur selamat, meski kehilangan seluruh harta benda.
Selvi bersama kedua anaknya, ibu, adik dan keponakanya bertahan di tengah bencana mencoba untuk selamat. Menurut Selvi, bencana yang terjadi pada Jumat (28/9/2018) itu menjadi hari dengan segala rasa yang bercampur aduk, antara ketakutan, kepanikan dan rasa cemas.
"Pas kejadian anak-anak mau mandi, mau magrib. Pas goncangan itu langsung ke luar. Udah itu inget ke orangtua dan adik juga," ujar Selvi di Makopolres Sukabumi Kota, Selasa (9/10/2018).
BACA JUGA: Tiba di Kampung Halaman, Korban Bencana Palu Asal Kota Sukabumi Diberi Usaha Warung
Selvi saat kejadian berada di rumahnya di Jalan Sisingamangaraja, Lorong Simaja 1, Kelurahan Tanamodindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Di rumah itu Selvi bersama anaknya Kirana dan Aira.
Tanpa banyak berpikir panjang, Selvi berlari menyelamatkan diri sambil menggendong dua anaknya. Apa yang dilihatnya saat itu, kerusakan dimana-mana. Yang nampak jalanan sudah rusak dan terbelah, aspal pun terangkat.
Komunikasi terputus karena bencana tersebut tak hanya merusak bangunan tapi jaringan komunikasi termasuk listrik juga mati. Handphone tetap dalam genggaman Selvi, namun apa daya sinyal terputus.
"Suasana mencekam, ingetnya itu kan hari Jumat. Seolah-olah kayak kiamat. Pokoknya apa yang kita lihat di film-film. (Tapi itu) kejadianya nyata," tuturnya.
BACA JUGA: Pemkot dan Polres Sukabumi Kota Menjemput Satu Keluarga Korban Gempa Palu
Dia masih harus mencari ibunya, Yoyom dan Ria, adiknya, juga anak Ria, Renata. Tapi tidak membuahkan hasil.
Selvi bersama kedua anaknya pada malam pertama berada di lapangan kantor Wali Kota Palu. Di tempat itu dia berbaur dengan pengungsi lainnya.
"Goncangan terus berlanjut bahkan dalam hitungan menit, belum tanah bergeser, pokoknya dimana pun kita berlindung pasti ada ketakutan mau deket laut takut tsunami, mau di pemukiman takut pergeseran tanah. Was-was tidak bisa tidur," katanya.
Selvi masih bertekad untuk menemukan ibu dan adiknya. Besoknya, Selvi dan kedua anaknya kembali ke daerah dekat rumahnya Jalan Sisingamangaraja Lorong Simaja 1. Langkahnya seakan tak terhenti, hingga Selvi melihat tempat warga berkumpul, disana bertemu ibu dan adiknya, Yoyom juga Ria serta Renata, anak Ria.
BACA JUGA: Orang Tua di Cikembar Sukabumi Ini Menunggu Tiga Anaknya Pulang dari Palu
Selvi bersyukur berkumpul bersama ibu, adik dan keponakanya. Satu hal yang harus dilakukan keluarga ini adalah keluar dari daerah bencana. Sebab saat itu gempa terus saja terjadi.
"Gempanya terus-terusan dari hari pertama, setiap berapa menit itu ada lagi ada lagi goncanganya. Belum lagi bukan hanya gempa dan tsunami, ada likuifaksi juga," imbuhnya.
Beruntung saat itu komunikasi terhubung, ia lantas menghubungi kakaknya, Dicky yang berada di Sukabumi. Melalui sambungan telepon, dia terus mengabari dan meminta tolong untuk bisa pulang ke Sukabumi.
BACA JUGA: Warga Cikembar Sukabumi Dinyatakan Hilang di Palu, Keluarga Gelar Doa Bersama
Sambil berharap bisa keluar dari daerah bencana, keluarga ini tidur di pengungsian di daerah Lorong Simaja 1 hingga beberapa hari. Di pengungsian darurat ini minim sekali bantuan, terutama makanan dan minuman. Pada Rabu (3/10/2018), Selvi dan keluarganya pindah ke pengungsian Lorong Simaja 3.
Selama beberapa hari di pengungsian, Selvi dapat informasi kalau Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu, kembali buka pada tanggal 4 Oktober dan melayani penerbangan dari Palu ke Jakarta. Hanya saja, tiket penerbangan begitu penuh sehingga harus berlomba-lomba. Masalahnya adalah, Selvi tak ada uang untuk membeli tiket pesawat.
Selvi dan adiknya, Ria terus memutar otak mencari cara mendapatkan uang hingga mendapatkan pinjaman dari teman-temanya di Palu. Dengan segala upaya, keluarga ini pun berangkat dari Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu pada Selasa (9/10/2018) pagi dan tiba di Sukabumi pada Selasa sore.