SUKABUMIUPDATE.com - Protes terhadap PT Siam Cement Group (SCG) kembali dilakukan mahasiswa, Senin (4/6/2018). Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Sukabumi (Somasi) dan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Sukabumi (PB Himasi) meminta PT SCG ditutup lantaran diduga belum mengantongi Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin).
Mahasiswa menuntut pemerintah Kabupaten Sukabumi tegas dengan persoalan ini. Pemkab Sukabumi diminta menghentikan kegiatan PT SCG karena sudah jelas melalaikan kewajibannya sebagai perusahaan untuk melengkapi dokumen-dokumen yang menunjang usahanya.
Aksi menuntut perusahaan semen ini digelar di Pendopo Sukabumi Jalan A Yani, Kota Sukabumi.
Ketua PB Himasi Eki Rukmansyah, menduga andalalin PT SCG belum keluar bahkan masih dalam proses. Menurut dia, apabila ingin tetap lanjut maka PT SCG mesti menyelesaikan andalalin.
BACA JUGA: Jabatan TKA Thailand Diduga Salahi Aturan, Buruh PT SCG Sukabumi Mogok Kerja
"Ketika kekuasaan belum mempunyai rekom-rekom yang lengkap masalah Andalalin maka harusnya sudah bisa dicabut izinnya atau diberhentikan sementara oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi," tegas Eki.
Tak hanya Andalalin, Eki meminta transparansi CSR PT SCG yang dialokasikan untuk perbaikan jalan Pelabuhan Dua. Mahasiswa merasa terdapat kejanggalan dalam hal ini, sebab jalan itu milik provinsi dan sudah dialokasikan perbaikan oleh APBD.
"Dalam peraturan Undang-undang sudah mengatur bahwa sesuatu pengalokasian dana CSR itu tidak bisa satu kegiatan dengan APBD. Sementara jalan itu sudah dialokasikan oleh APBD dan itu sangat riskan adanya korupsi," ungkapnya.
BACA JUGA: Ormas PP Minta PT SCG Sukabumi Bertanggungjawab Kerusakan Jalan Pelabuhan II Rusak
Hanya saja dalam aksi ini mahasiswa tidak bertemu dengan perwakilan PT SCG.
"Seharusnya hari ini ada perwakilan dari PT SCG sehingga kami tidak hanya menerima informasi dari sebelah pihak terutama kejelasan soal CSR," pungkasnya.