SUKABUMIUPDATE.com - Mustopa (27 tahun), salah satu penghuni panti rehabilitasi sosial Yayasan Aura Welas Asih Palabuharatu, perlahan mulai pulih. Pria yang direhabilitasi karena mengidap gangguan jiwa itu, kini menjadi pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di yayasan tersebut.
Mustopa adalah warga Kampung Kali Gayam, Dusun/Kelurahan Biron, Kecamatan Banyaan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Ia dititipkan di Yayasan Aura Welas Asih, dan menjalani rehabilitasi selama tiga bulan.
BACA JUGA: Pemkab Sukabumi Hibahkan Lahan dan Bangunan Untuk Panti ODGJ di Palabuhanratu
Informasi dihimpun, Mustopa dibawa ke Yayasan Aura Welas Asih saat dirinya terjaring operasi Satpol PP Kabupaten Sukabumi, Februari 2018 lalu. Belakangan diketahui, Mustopa adalah salah satu nelayan yang sempat dirantai di kapal, karena kerap melakukan tindakan yang membahayakan jiwanya.
<iframe src="//www.youtube.com/embed/wDsfB3ATp4Q" width="315" height="177" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>
Pemilik Panti Aura Welas Asih, Denny Solang mengungkapkan, Mustopa awalnya kerja di kapal. Dia berangkat dari Pelabuhan Muara Baru, Jakarta pada November 2017. Tujuannya ke Ambon, Maluku.
"Setelah di kapal satu minggu menuju Ambon, dia sakit. Menurut informasi dari rekannya, Mustofa stress, katanya kepala serasa mau pecah," ujar Denny Solang ditemui sukabumiupdate.com, Jumat (1/6/2018).
Kapten kapal terpaksa merantai tubuh Mustopa untuk keselamatan. Mustopa selalu mau nyebur ke laut. Ia hidup diikatan rantai besi selama 40 hari.
"Kemudian setelah kapal sampai ke Muara Baru, Mustopa diajak sama rekan kerjanya dan kemudian di suruh pulang. Tapi Mustopa malah nyasar," ujar Denny.
"Bukannya ke Jawa, malah ke terminal Bogor. Dari sana jalan kaki sampai ke Sukabumi, akhirnya pada 6 Februari 2018 kena razia Satpol PP Kota Sukabumi yang kemudian di bawa ke panti kami," tutur Denny.
Selama di Aura Welas Asih, Mustofa mendapatkan perawatan dengan pengobatan kurang lebih tiga bulan. Termasuk perawatan medis di Rumah Sakit Marzuki Mahdi di bogor, selama satu bulan.
"Sampai awal bulan Mei 2018, Mustofa sembuh total. Ingatannya normal dan bisa beraktivitas seperti biasa.
Kini, Mustopa punya rutinitas baru. Ia menggembala kambing, membantu membersihkan ruangan di Panti Aura Welas Asih. Denny mengatakan, Mustopa juga ingin pulang ke Jawa setelah lebaran.
Mustopa berangsur pulih usai menjalani rehabilitasi di Yayasan Aura Welas Asih Palabuhanratu.
Sementara itu kapten kapal juga pernah menelepon ke Yayasan Aura Welas Asih. Kata Denny, kapten kapal akan membantu dengan cara mengirim uang untuk Mustopa.
"Di kampung nya di Jawa, Mustopa itu anak yatim piatu dan tinggal sama kakeknya. Mustofa sempat cerita penyebab Ia sakit. Dia berpikir di tengah laut tidak ada siapa-siapa, ditambah memikirkan keluarga, dan sebagainya. Makanya dia bilang ke saya kepalanya serasa mau pecah," pungkas Denny.