SUKABUMIUPDATE.com - Seorang wanita tua mengamen di kampung Mereleng, Desa Ciringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi. Membawa alat musik stang bass, terbuat peti dari bahan triplek dengan senar karet, Ia melantunkan beberapa lagu pop Sunda.
Dialah Atikah. Warga Pasimalang RT 19 RW 5 Desa Kadaleman, Kecamatan Surade ini mengaku mulai mengamen sekitar enam tahun lalu. Tepatnya, sejak sang suami, Endang Koswara, meninggal dunia.
"Bukan karena suara saya bagus, tapi memang enggak ada cara lain buat mengais rezeki," kata Janda tua berusia 77 tahun ini.
Atikah mengaku puya dua orang anak perempuan yang kini sudah berkeluarga. Ia lebih memilih mengamen dari pada harus mengandalkan pemberian anak. Terlebih, anak-anaknya juga punya masalah ekonomi.
"Suami mereka hanya buruh tani dan penyadap nira," kata wanita yang mengaku lahir di kampung Jemarsari, Kabupaten Garut, 1945 lalu.
Tidak hanya di Waluran. Atikah biasa mengamen ke beberapa objek wisata di sejumlah kecamatan lain. Seperti di Ciracap, atau Ciemas.
Penghasilnya pun tidak seberapa, hanya Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu. Hasil mengamen sekecil itu Ia gunakan untuk keperluan sehari-hari.
"Buat beli beras, dan solar untuk penerangan di rumah. Saya tinggal sendiri di rumah panggung bilik peninggalan almarhum suami yang sampai sekarang belum teraliri listrik," pungkas Atikah.