SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia 17 Agustus 2017 sebagian orang merasakan pesta rakyat. Namun tidak dirasakan oleh Jejen (72 tahun), tinggal sendiri jauh dari hingar bingar kehidupan yang hedonis, kondisi rumah panggung tidak layak huni, matanya kurang penglihatan dan kaki tidak kuasa untuk berjalan.
Warga Kampung Cigaru RT 03/10, Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini telah dua tahun kurang penglihatan semenjak ditinggal oleh istrinya tercinta untuk berjalan ke toilet saja dirinya harus ngesot enam meter dari tempat berbaringnya.
"Semenjak istri meninggal, saya hidup sendiri. Penglihatan sudah tidak jelas kaki juga tidak kuat untuk berjalan," keluhnya.
Pria kelahiran 17 Austus 1945 mengaku untuk makan dan minum sehari-hari, ia peroleh dari adiknya. "Kalau makan sehari dua kali dikirim adik saya," katanya.
Jejen berharap pada HUT RI ke-72 yang berbarengan dengan ulang tahunnya itu, negara ini bisa lebih makmur, maju sejahtera dan merdeka tidak seperti jaman dulu." Kemerdekaan mahal harganya. Hargai jasa para pahlawan jangan dicoreng dengan perbuatan yang merugikan negara," asanya.
Sementara adik Jejen, Maskanah (48 tahun) membenarkan bahwa kakaknya hidup sendiri, semenjak ditinggalkan istrinya karena Jejen tidak mempunyai anak kandung hanya anak angkat saja.
"Pernah saya ajak kerumah untuk tinggal bersama, tapi kakak saya enggan dibawa," ucapnya.
Tambah Maskanah beruntung ada donatur yang di kumpulkan Bhabinkantibmas Desa Bencoy untuk membangun kamar mandi didalam rumah. Pasalnya selama pria yang berprofesi sebagai penyadap ini harus keluar rumah untuk buang air besar atau mandi.
"Alhamdulillah ada bantuan dari para donatur dan Bhabinkantibmas yang peduli atas keberadaan kakak saya sampai dibangunkan kamar mandi didalam rumah dan diberi santunan. Kalau kesehatanya pihak puskesmas juga ada yang datang kesini,"tukasnya.
Diberitakan sebelumnya pembangunan MCK dari para donatur yang dikumpulkan oleh Bhabinkantibmas yang terdiri dari gabungan dari IVSI Wetan, TNBG Peduli Sesama, Sahabat Kristiwan Peduli (SKP) dan Wisnu Wiweka.