SUKABUMIUPDATE.com - Pasangan lanjut usia (lansia) miskin, Rosikin (63) dan Sikar (52), warga Kampung Cierang RT 04/14, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, kini bisa sedikit menghela nafas lega. Setelah sejak 2006 silam mereka hidup di kandang domba, akhirnya dibuatkan tempat tinggal oleh warga setempat di lahan kebun milik warga.
Kini, setelah menempati gubuk berukuran 2 x 3 meter terbuat dari bilik bambu itu, tubuh renta Rosikin dan Sikar pun tak lagi diterpa hembusan dingin angin malam yang menggigit tulang, dan panasnya sinar matahari membakar kulit. Mereka bersyukur, karena gubuk kecil ini dirasa cukup untuk hidup berdua melewati hari-hari tanpa bau kotoran kambing.
Sat ini, Rosikin sehari-hari bekerja sebagai buruh harian di kebun milik warga atau sekadar membantu, sedangkan Sikar tidak bisa berbuat banyak karena memiliki penyakit yang membuat tubuhnya sulit bergerak lincah, bahkan kemampuan bicaranya pun terus berkurang.
BACA JUGA:
18 Tahun Hidup dengan Hydrochepalus, Ini Kondisi Pemuda Cisarua Sukaraja Kabupaten Sukabumi
Gagal Umrah, Sepasang Lansia Babakanjampang Kota Sukabumi Hidup Dalam Kerak Kemiskinan
Kondisi Terkini Balita Gizi Buruk Warga Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi
Hidup dalam kemiskinan, terlebih pada usia yang tidak lagi produktif memang tidak mudah. Pasangan lansia ini pun lebih banyak menggantungkan hidup dari belas kasih tetangga dan warga sekitar.
“Ada anak-anaknya, tetapi nasib mereka tidak lebih baik dari orang tuanya, sehingga jarang menjenguk Rosikin dan Sikar. Keduanya saat ini lebih banyak menunggu kepedulian warga, bahkan untuk makan sehari-hari sekalipun,†ketua RT setempat, Mad Sukimin (59), bertutur kepada sukabumiupdate.com, Senin (23/1).
Sukimin menambahkan, lansia ini butuh perhatian dari pemerintah, terutama untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. “Saya khawatir pertolongan warga sekitar kadang ada alpanya, bagaimana nasib mereka,†pungkasnya.
“Ini rumah juga kebetulan ada program perbaikan rumah tidak layak huni, warga ada yang ngizinin tinggal di kebunnya, dibuatlah gubuk itu,†warga Kampung Cierang lainnya, Marjan (62), mengakhiri perbincangan.