SUKABUMIUPDATE.com - Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengajak masyarakat agar dapat bekerjasama dalam mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19 dan menerapkan standar kesehatan maximum juga social distance.
BACA JUGA: Ramai Minta Bioskop Sukabumi Ditutup Akibat Corona, Fahmi: Aktifkan Protokol Maksimal!
Dalam rekaman suara yang diterima sukabumiupdate.com, Fahmi mengaku pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan antisipasi meluasnya Covid-19 ini. Mulai dari call center 24 jam, penyemprotan disinfektan, di beberapa tempat pelayanan publik dan ibadah.
Mengimbau semua tempat hiburan dan keramaian untuk menerapkan standar kesehatan maximum, juga social distance dengan membuat imbauan agar aktivitas belajar mengajar dilakukan di rumah. Lalu menjaga jarak, hindari keramaian, kurangi interaksi yang tidak terlalu penting.
"Kita melakukan pemantauan selama 14 hari dengan cermat dan kemudaian mengevaluasi. Untuk itu saya berharap langkah ini juga didukung penuh oleh masyarakat, orang tua, dan guru. Kita harus bekerjasama, karena tidak mungkin ini akan berhasil jika hanya mengandalkan kami pemerintah saja," ujar Fahmi.
Fahmi juga menegaskan, perlu ada sinergitas dan kolaborasi dengan semua warga, agar upaya yang dilakukan bisa maksimal. Ia juga menjelaskan kenapa harus 14 hari dan untuk apa.
"14 hari itu sangat penting dan harus disertai dengan tindakan kepatuhan. 14 hari itu mampu menghentikan laju penularan Covid-19, mampu menyelamatkan ribuan orang, karena ketika seseorang kontak dengan apapun, yang bisa menginfeksinya dengan Covid-19, maka harus ditunggu 14 hari minimal," paparnya.
BACA JUGA: ASN Kota Sukabumi Tetap Bekerja Seperti Biasa, Fahmi: Tunda Kunker Luar Kota
Jika tidak terjadi apa-apa, sambung Fahmi, maka orang itu aman. Sedangkan aktivitas belajar di rumah selama 14 hari itu untuk memotong rantai penularan dan ini baru akan berhasil jika semua orang tetap tinggal di rumah masing-masing selama 14 hari itu.
"Contohnya seorang anak mulai libur 16 Maret selama 14 hari. Dia akan masuk lagi pada hari ke 15, ternyata anak ini dan keluarganya menggunakan waktu libur itu untuk jalan-jalan mengunjungi kumpulan orang atau saudara ke mall dan lainnya."
Seandainya dia jalan-jalan di hari ke-10 dan tertular Covid-19 di tempat yang dikunjungi, tambah dia, mungkin pada hari ke 14 atau 15 belum ada tanda-tanda dia sakit, tetapi sudah membawa Covid-19 di tubuhnya dan berpotensi menularkan.
Andai dia masuk sekolah pada hari ke-15 dan seterusnya, maka 14 hari belajar itu tidak ada gunanya penularan terjadi juga di sekolah. Efek domino pun akan berlangsung, rantai penularan tidak terputus. "Untuk itu semua orang harus bekerjasama, semua warga Sukabumi harus membantu dan kompak," imbuhnya.
Waktu 14 hari itu berguna untuk saling pantau, jika ada orang menunjukkan gejala-gejala menderita serangan covid-19, bisa segera ditangani dan penularan stop hanya pada dia, karena tidak kontak dengan orang lain dalam 14 hari itu.
"Jadi mari kita sebisa mungkin mengurangi interaksi dengan sekitar. Ini untuk diri sendiri dan orang lain. Mungkin pula dalam skala besar untuk umat manusia. Semoga kondisi Indonesia segera pulih, kondisi Sukabumi juga tetap kondusif dan kita akan kembali bergembira melakukan berbagai macam aktifitas, kita harus bekerjasama jangan panik, tetap waspada," ungkapnya.
Dalam rekaman suara itu, disertai juga dengan hastag #gakusahkemanamana #lawandengansolider dan terakhir #sukabumikita.