SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Kardina Karsoedi, mengatakan saat ini ada tiga indikator rawan pangan yang jadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Sukabumi. Salah satu indikator tersebut adalah Sanitasi BAB.
DKP3 sudah melakukan evaluasi ketahanan pangan selama lima tahun kebelakang untuk perencanaan lima tahun kedepan. Selain Sanitasi BAB, dua indikator lainnya adalah transportasi jalan dan pendapatan masyarakat.
"Sanitasi ini jadi salah satu indikator rawan pangan di Kota Sukabumi. Di beberapa wilayah terdapat sanitasi BAB yang belum memenuhi standar," ujar Kardina Karsoedi usai Rakor Dewan Ketahan Pangan Kota Sukabumi, Jumat (23/11/2018).
Kardina kemudian menjelaskan kaitan antaran sanitasi yang baik dengan ketahanan pangan. Salah satu indikasi suksesnya ketahanan pangan suatu wilayah dapat dilihat dari asupan gizi dan kesehatan masyarakat.
"Kalau sanitasinya tidak baik, air pembuangannya masuk ke rembesan sumber air sumur yang digunakan untuk memasak dan mencuci serta konsumsi. Ini bisa menyebabkan orang sakit-sakitan," tutur Kardina.
Ia menjelaskan, ada beberapa wilayah dengan sanitasi yang belum memenuhi standar. Beberapa diantaranya tersebar di Kecamatan Lembursitu, Baros, dan Warudoyong.
BACA JUGA: Kirim Kontingen Porpemda XIV, Wali Kota Sukabumi: Omat Bukan Ngabring Jalan-jalan
"Sanitasi, transportasi, dan pendapatan masyarakat. Di masa wali kota sukabumi sekarang ini tiga hal tersebut menjadi perhatian dan penanganannya dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)," imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, memastikan ketahanan pangan di Kota Sukabumi masih aman hingga dua tahun kedepan. Kota Sukabumi juga meraih prestasi terbaik di Jawa Barat terkait permasalahan pangan.
"Meskipun di perkotaan, Alhamdulillah Kota Sukabumi dianggap masih sangat baik, karena biasanya yang rawan ketahanan pangan itu di perkotaan," jelasnya.