SUKABUMIUPDATE.com - Keberadaan jembatan gantung Situ Gunung banyak mengundang tanya dan sorotan dari kalangan komunitas pecinta alam juga masyarakat.
Hal yang disoroti komunitas dan masyarakat yaitu tentang jaminan terjaganya keanekaragaman hayati, sebab jembatan gantung berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Hal lainnya yang juga disoroti yaitu tentang perizinan.
"Dengan adanya pembangunan sarana prasana di TNGGP ini apakah tidak mengganggu kawasan konservasi hutan negara? Ini kan menjadi pertanyaan kita semua, belum lagi izin pembangunannya. Mengenai Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) karena bisa fatal jika tidak dikaji secara rinci, karena TNGGP ini menghidupi 30 juta orang lebih di tiga Kabupaten," ungkap Ketua Sekelompok Pendaki Tua Ceker Kolot (Sepatu Ceko) dr Hondo Suwito disela acara sosialisasi publik pengembangan wisata alam TNGGP di resort Situ Gunung, Kadudampit, Kamis (22/3/2018).
BACA JUGA: Siap-siap! Jembatan Gantung di Situ Gunung, Kabupaten Sukabumi Segera Diresmikan
Hondo juga menyayangkan pihak pelaksana pembangunan baru menggelar sosialisasi disaat jembatan hampir rampung dibangun. Semestinya, kata Hondo sosialisasi dilaksanakan dari awal.
"Jelas ini pertanyaan besar bagi kami. Saya berharap dengan pertemuan ini tidak ada hambatan dalam pembangunan kawasan wisata alam Situ Gunung serta pesan kami pihak pengembang harus memperhatikan konservasi hutan jangan hanya jadi slogan saja. Boleh dikembangkan tetapi air, udara segar, dan satwa itu jangan disentuh, dan hari ini pun masyarakat tidak mau menandatangani nota kesepakatan,"jelasnya.
BACA JUGA: Seperti Ini Potret Jembatan Gantung Kanopi Situ Gunung Sukabumi
LSM Dampal Jurig Irvan Azis menegaskan hasil sosialisasi tentang pengembangan objek wisata Situ Gunung tidak ditanda tangani oleh semua pihak yang hadir seperti perwakilan Muspida, Muspika Kadudampit, tokoh masyarakat dan LSM.
"Sebelum semua izin diselesaikan kita tidak akan menandatangi nota kesepakatan melakukan kegiatan di jembatan gantung Situ Gunung,"singkatnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Teknis TNGGP wilayah Cibodas Mimi Murdiah menjelaskan, pelaksanaan pembangunan Jembatan gantung Situ Gunung dimulai pada tanggal 10 juni 2017 dengan melibatkan sebanyak 97 warga Kadudampit. Mimi menilai keberadaan jembatan gantung Situ Gunung dapat menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Harap Sabar, Peresmian Jembatan Kanopi Situgunung Masih Proses
"Tidak hanya membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar tetapi menjadi lahan usaha dan pendapatan baru bagi pemerintah daerah seperti, pajak rumah makan, penginapan, pajak parkir dan juga promosi Sukabumi dalam skala internasional, karena jembatan gantung ini terpanjang se-Asia," ujarnya.
Terpisah, Konsultan PT Fontis Aqua Vivam Luis mengatakan, pembangunan sarana prasarana di kawasan hutan negara itu lex specialis. Kendati demikian, terkait pembangunan jembatan gantung Situ Gunung ini pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat.
"Saat ini dokumen lingkungan hidup masih dalam proses, surat dari Dispar kita sounding juga. Izin-izin lainnya kita juga akan proses, izin lingkungan terlebih dahulu untuk izin-izin lainya," ujarnya.
BACA JUGA: Menikmati Panorama TNGGP dari Ketinggian dengan Jembatan Kanopi Situgunung
Luis mengungkapkan Jembatan Gantung Situ Gunung harus dilihat dari berbagai sudut pandang diantaranya antusiasme pengunjung saat ini. Belum diresmikan saja dalam waktu dua bulan pengunjung yang ingin melihat jembatan gantung sudah hampir 100 ribu orang.
"Jembatan gantung ini menjadi pemicu wisata alam Situ Gunung. Tentunya ini menjadi peluang besar bagi masyarakat sekitar untuk mengembangkan ekonomi dan menjadi penghasilan lebih, namun harus dipersiapkan dari sekarang," ungkapnya.