SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan mengatakan, siswa SMA di Cikembar yang menjadi korban pencabulan tidak terlihat depresi.
"Kita dari P2TP2A sudah menyambangi rumah korban, Jumat (23/8/2019) lalu dan ini merupakan giat biasa, home visit kepada korban karena ada laporan korban depresi, sekaligus ingin mendengar secara langsung kronologi kejadian sebenarnya," kata Yani kepada sukabumiupdate.com, Selasa (27/8/2019).
BACA JUGA: Trauma, Siswi Korban Pencabulan di Cikembar Takut Sekolah
Korban, kata Yani sudah bisa diajak bicara dan P2TP2A dalam kasus ini hanya mendampingi korban.
"Karena kasusnya sudah ditangani Polres Sukabumi, P2TP2 hanya membantu pendampingan korban. Termasuk pendampingan psikologi jika dibutuhkan," bebernya.
Selain itu, Pihaknya juga memberikan dukungan moril dan materi kepada korban. Yani juga berpesan kepada para orang tua agar bersikap hati-hati dan waspada ketika anak minta izin keluar dengan alasan apapun apalagi malam hari.
"Mudah-mudahan korban bisa segera kembali sekolah dan semoga tidak ada lagi korban kekerasan seksual anak," pungkasnya.
BACA JUGA: Kasus Dugaan Pencabulan, Polsek Jampangkulon Sarankan Keluarga MS Lapor ke Polres
Sebelumnya, seorang siswi sebuah SMA di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban pencabulan. Pelakunya dua orang remaja pria berinisial DI (16 tahun) dan PA (16 tahun) yang juga berstatus pelajar.
Peristiwa yang dialami gadis asal Desa Cimanggu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi ini terjadi beberapa hari sebelum 17 Agutus 2019. Malam itu, korban dibawa main ke rumah DI yang sepi. Dirumah itu korban dicabuli oleh DI dan PA.