SUKABUMIUPDATE.com - Berawal dari iklan di media sosial, Burhanudin, petani asal Jambelaer, Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi akhirnya tertarik menanam padi asal Jepang, yakni Padi Black Madras di kampungnya.
Burhanudin mengaku mulai mengembangkan varietas padi tersebut sejak awal tahun 2019 hingga saat ini. Menurutnya Padi Black Madras tersebut memiliki keunikan tersendiri. Meski batang dan daunnya dari hijau lalu berwarna keunguan, tetapi beras yang dihasilkannya tetap berwarna putih.
"Saat awal melihat iklan itu saya langsung suka. Nah, saya telepon ke pemasang iklan untuk mengirimkan bibit padinya untuk ditanam. Alhamdulillah waktu itu saya tanam tiga kilogram bibit padi Jepang ini dengan hasil 3,2 ton per 3.500 meter persegi," ujar Burhanudin saat diwawancarai, Selasa (1/8/2020).
BACA JUGA: Dompet Dhuafa Panen Perdana 50 Hektar Padi di Ciracap Sukabumi
Lanjut Burhanudin, untuk perawatan Padi Black Madras tak jauh berbeda dengan padi biasa, baik dalam penanaman maupun dalam perawatan selama proses menuju panen. Perhitungannya sama dengan padi lokal, yakni 90 hari paling lama dan 85 hari paling cepat.
"Keunggulan padi jenis ini, konon katanya bisa untuk mengobati darah tinggi, kolesterol, diabetes dan lainnya," katanya lagi.
Masih kata Burhanudin, sejak menanam Padi Black Madras tersebut, banyak petani yang berkonsultasi kepadanya tentang pertanian. Rerata, petani yang berkonsultasi adalah petani yang kerap gagal panen.
"Saat ini ada 10 orang warga sini yang konsultasi soal penanaman padi. Kalau dari wilayah luar kurang lebih ada 100 orang konsultasi ke saya. Wilayah desa caringin juga ada minta binaan ke saya. Kita berbagi ilmu tentang pemeliharaan padi di sawah, dari awal sampai panen," tandasnya.