SUKABUMIUPDATE.com – Pengusaha kecil menengah sektor logam di Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu bidang usaha rakyat yang terpukul covid-19. Padahal, usaha logam Cibatu sempat digadang-gadang sebagai sektor UKM yang akan diperkuat oleh pemerintahan untuk menangkis serbuan cangkul impor.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Kopinkra (Koperasi Industri Kerajinan Rakyat) Cibatu di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Asep Rohendi, Jumat (3/7/2020). “Jelas kami kecewa karena selama covid-19 kami tidak pernah diperhatikan. Sebagai usaha rakyat yang awalnya disiapkan untuk menangkis serbuan cangkul impor,” ungkap pria yang akrab disapa Asro ini mengawali obrolan santai di Kantor Redaksi sukabumiupdate.com.
Ia kemudian menceritakan bagaimana awalnya usaha kerajinan logam Cibatu dipilih oleh pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan UKM untuk jadi penyuplai kebutuhan alat pertanian khususnya cangkul di Indonesia. Akhir November 2019, Menkop UKM Teten Masduki dan jajarannya bahkan datang langsung ke salah satu bengkel perkakas pertanian di Cibatu Sukabumi.
BACA JUGA: Menkop UKM Akui Jika Cangkul Cibatu Sukabumi Lebih Bagus Dari Buatan Cina
“Informasinya Presiden Joko Widodo kesal ketika cangkul saja harus impor. Jokowi pun menyayangkan banyak barang yang diimpor dari luar negeri padahal industri dalam negeri bisa memproduksinya. Meminta Kemenkop UKM mengembangkan produksi cangkul dalam negeri, saat itu dipilih tiga klaster untuk produksi cangkul yaitu Jatim, Jateng dan Cibatu untuk Jawa Baratnya.” sambung Asro.
“Waktu itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Teten Masduki datang bersama jajarannya ke Cibatu. Meninjau langsung pembuatan cangkul di workshop CV Rhodas,” tegasnya.
Dihadapan pengusaha logam, Teten mengakui kualitas cangkul Cibatu lebih hebat dari barang Cina. Singkat cerita menurut Isro, sejumlah pengusaha logam Cibatu pun ikut dalam program pembinaan UKM yang diprakarsai Kemenkop UKM, untuk dijadikan salah satu klaster produsen cangkul nasional.
BACA JUGA: Adu Kuat Cangkul Buatan Cina dengan Cibatu Sukabumi, Menang Mana?
“Tapi hanya sampai pelatihan peningkatan kapasitas pengusaha saja. Belum ada tindak lanjut lainnya dari program tersebut keburu dilanda pandemi covid-19,” lirih Asro.
Saat pandemi usaha logam Cibatu cukup terdampak karena berhentinya mayoritas pekerjaan dan pemesanan. Asro dan kawan-kawan kembali diberi angin segar, Kemenkop UKM sempat meminta data dampak Pandemi ini kepada sektor usaha logam rakyat di Cibatu.
BACA JUGA: Perajin Cibatu Kabupaten Sukabumi Siap Hadapi Serbuan Mata Cangkul Impor
“Saya setor data dan lainnya, tapi sampai detik ini tidak ada realisasi bantuan stimulus ekonomi bagi UKM logam di Cibatu dari pemerintah. Saya telpon ke Jakarta katanya udah di pemda, saya kontek ke pemda ternyata tidak ada,” bebernya.
Perlindungan UKM dari dampak pandemi oleh pemerintah, menurut Asro sangat lemah. Bantuan stimulan ekonomi untuk UKM nyaris tidak terdengar, “pelaku UKM dibiarkan berjuang sendiri. Tak heran banyak pengusaha sektor logam yang akhirnya terkubur cangkul dan produknya sendiri, karena mereka tidak mendapatkan solusi bantuan saat terdampak pandemi covid-19 ini,” pungkas Asro.