SUKABUMIUPDATE.com - Ateng (60 tahun) dan istrinya, Ari (50 tahun), warga Kampung Cibalagung RT 05/RW 02, Desa Sindangsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, bersujud mencium lantai rumah barunya sebagai tanda syukur. Muazin di Masjid Al-Fatih ini seperti mimpi punya rumah baru. Rumah lamanya yang ambruk kini berganti bangunan yang kuat dan bagus.
Berkali-kali pria yang mengenakan sarung dan peci ini bersyukur. Tetangga dan warga kampung pun ikut bahagia bercampur haru menyaksikan pasangan suami-istri tanpa anak ini masuk ke rumah barunya.
Ateng mengatakan, sudah lama rumahnya ambruk karena lapuk dimakan usia. Ambruknya rumah tidak terjadi sekaligus, tapi waktu demi waktu. Bahkan, sekali waktu dia sempat tertimpa reruntuhan rumah saat bagian dapur roboh. "Sudah ambruk lama dan saya sempat tertimpa reruntuhan rumah juga," ujar Ateng saat ditemui di rumah barunya, Minggu (15/12/2019).
Buruh tani yang tak punya anak ini mengatakan kini bisa tidur pulas tak khawatir tertimpa reruntuhan rumah. "Alhamdulillah, kini bisa tidur nyenyak," katanya.
Wakil Ketua Komunitas Bagong Mogok, Mang Gopar mengatakan pihaknya mendengar pertama kali ada informasi rumah seorang muazin ambruk dari warga.
"Awalnya ada info rumah muazin setempat di Kampung Cibalagung rumahnya roboh dan tak layal huni. Sesuai moto komunitas kami satekah polah ngabantu nu susah, kami pun membantu memperbaiki rumah muazin ini," katanya.
Tokoh warga setempat, Ustaz Muti Abdullah, mengakui bahwa kehidupan Ateng memang memprihatinkan. "Kalau melihat kehidupan sehari-harinya, dia bekerja serabutan dengan penghasilan paling banyak Rp 20 ribu sehari, bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Saya ikut bahagia dengan bantuan ini, semoga apa yang diberikan menjadi berkah dan kebaikan bagi komunitas Bagong Mogok," kata Muti.