SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Komnas PA (Perlindungan Anak) Arist Merdeka Sirait mengatakan ada pihak yang menggerakan demonstrasi pelajar di beberapa daerah di Indonesia termasuk ke Jakarta. Arist mengaku telah menganalisa gerakan demonstrasi pelajar ini sejak pekan lalu.
"Saya menyimpulkan analisisnya aksi pelajar ini sistematis, terstruktur, terorganisir, dan berkesinambungan sampai hari ini. Saya harus mengatakan bahwa aksi tersebut diduga ada yang menggerakan dan memanfaatkan, serta mengeksploitasi anak-anak untuk kegiatan politik," jelas Arist kepada sukabumiupdate.com, Selasa (1/10/2019) saat berada di Mapolresta Sukabumi.
BACA JUGA: Jalani Tes Urine, Pelajar Sukabumi Diamankan Saat Hendak Ikut Demo ke Jakarta
Arist melanjutkan, dalam UU Perlindungan Anak, ada tiga bentuk eksploitasi yang tidak boleh dilakukan terhadap anak, yaitu eksploitasi ekonomi, seksual, dan untuk kegiatan politik. Arist menegaskan, ia tidak mengatakan aksi pelajar tersebut digerakkan mahasiswa.
BACA JUGA: Pelajar Sukabumi Diamankan dalam Bus Tujuan Jakarta, Ini Daftar Sekolahnya
"Kami dapat info. Ada yang mendapatkan bayaran juga dan uang transport antara 10, 40, hingga 100 ribu rupiah. Bahkan ada uang 100 ribu untuk menyewa seragam anak SMA. Itu praktik eksploitasi. Jadi berhentilah bagi siapapun yang mengorganisir ini, karena itu unsur pidana. Elit politik yang melakukan ini, segera hentikan," tegas Arist.
BACA JUGA: Pengakuan Orang Tua Pelajar SMP di Sukabumi, Anaknya Ingin Ikut Berangkat Demo ke Jakarta
Terakhir Arist mengungkapkan, Komnas PA siap melaporkan kasus tersebut karena bukan delik aduan. Komnas PA pun telah membuka posko bagi orang tua yang merasa kehilangan anak karena ikut demo. "Posko dibuka di hampir seluruh Kota dan Kabupaten di Indonesia," pungkas Arist.