Pelayanan yang Berbelit Menjadi Pemicu Terjadinya Pungli

Selasa 18 Oktober 2016, 02:19 WIB

SUKABUMIUPDATE.COM - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang Tommy Susu mengatakan pelayanan berbelit-belit kepada masyarakat di lembaga-lembaga umum berkaitan dengan perizinan, pajak dan jasa layanan sosial lainnya merupakan pemicu terjadinya pungutan liar atau Pungli.

Tak jarang sistem perizinan seperti Surat Izin Mengemudi, Surat Izin Mendirikan Bangunan, Surat Izin Tempat Usaha, Surat Izin Jasa Konstruksi dan dokumen kependudukan dari warga yang sebenarnya sederhana justru dipersulit demi pungli," katanya di Kupang, Selasa (18/10).

Sehingga dengan terkuaknya pungli di Kemenhub berkat adanya Operasi Tangkap Tangan (OTT) polisi, bukan hal yang mengagetkan, karena praktik calo dan pungli di Indonesia sudah mengurat akar.

Sebab, menurut dia, perizinan dan dokumen kependudukan atau lainnya memang telah menjadi "komoditas" yang paling memberi peluang terjadinya pungli oleh siapa saja, apakah warga masyarakat biasa, aparat sipil negara dan termasuk aparat penegak hukum yang berurusan dengan jasa layanan perizinan.

"Jadi, tidak perlu kaget dengan OTT itu karena layanan perizinan dan urusan dokumen kependudukan telah menjadi komoditas paling laris di Indonesia. Ketika izin susah, berbelit-belit, di situ peluang pungli muncul," katanya.

Dosen Fisipol Unwira Kupang itu mengatakan lemahnya pengawasan internal di setiap instansi mulai dari kementerian dan lembaga hingga ke tingkat RT dan Desa serta kelurahan telah memicu maraknya praktik pungutan liar (pungli).

Kasus penangkapan sejumlah pegawai Kementerian Perhubungan dalam sebuah operasi oleh Bareskrim Polri beberapa waktu lalu, menjadi bukti tidak efektifnya sistem pengawasan internal yang selama ini berjalan.

Ke depan, katanya, peran dari Inspektorat Jenderal perlu ditingkatkan dalam mencegah pelanggaran dan penyalahgunaan kewenangan.

"Memang masih lemah internal auditor itu. Kalau kuat, tidak akan banyak hal-hal yang terjadi seperti itu (pungli)," ujar Deputi Birokrasi, Akuntabilitas, Aparatur, dan Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan RB) Muhammad Yusuf Ateh pada diskusi Polemik SINDO Trijaya FM bertema Pungli, Retorika dan Realitas di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, kemarin.

Yusuf mengatakan lemahnya pengawasan inspektorat disebabkan banyak faktor, salah satunya posisi mereka yang berada di bawah menteri atau kepala lembaga.

Hal itu membuat hasil pengawasan atau temuannya jarang terungkap. "Apalagi di daerah, masalahnya independensi. Kalau pimpinannya tidak benar, pasti (pejabat inspektorat) tidak benar, karena dia tidak punya independensi," kata Yusuf.

Faktor lain adalah kompetensi para petugas inspektorat yang relatif masih lemah. "Banyak orang yang tidak punya sertifikat auditor tapi jadi auditor," kata dia.

Selain itu, menurut Tomy, fasilitas layanan publik yang telah disediakan pemerintah dan lembaga terkait belum dimaksimalkan untuk mencegah adanya pungli.

Fasilitas layanan publik seperti contak center, pelayanan perizinan satu atap dan layanan "online" dan lainnya sudah tersedia, hanya saja belum maksimal dalam pemanfaatannya sehingga mencegah adanya pungutan liar yang terkuak belakangan ini," katanya.

Presiden menegaskan pungutan sekecil apapun tidak akan dibiarkan dan akan langsung berurusan dengan dirinya. Jokowi menuturkan pungli itu nilainya memang relatif kecil dibandingkan kasus-kasus korupsi.

Tapi, jumlah yang kecil itu merata dan berulang di banyak sektor pelayanan publik sehingga meresahkan masyarakat.

Menurut Tomy Susu, pemberantasan Pungli bukan hanya 500 ribu atau satu juta itu bisa menjadi triliunan rupiah bila terjadi dari Sabang-Merauke dan di kantor-kantor, instansi, pelabuhan, hingga di jalan raya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tags :
Berita Terkini
Life14 Januari 2025, 20:00 WIB

Keraton Surosowan: Istana Sultan dan Pusat Pemerintahan Kerajaan Banten

Keraton Surosowan adalah saksi bisu kejayaan Kesultanan Banten di masa lalu. Bangunan megah ini pernah menjadi pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan Islam di Pulau Jawa bagian barat.
Keraton Surosowan adalah saksi bisu kejayaan Kesultanan Banten di masa lalu. Bangunan megah ini pernah menjadi pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan Islam di Pulau Jawa bagian barat. (Sumber : Instagram/@andhiseto/@mfgr_206).
Jawa Barat14 Januari 2025, 19:38 WIB

Pemprov Jabar Siapkan 52 Ribu Vaksin Hewan Ternak untuk Antisipasi Penyebaran PMK

Dengan adanya sinergi antara pemerintah pusat dan provinsi Jabar, vaksinasi ini diberikan secara gratis kepada para peternak.
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau vaksinasi hewan ternak sapi perah di Kandang Sapi Pak Osim, Desa Cisaat Kabupaten Subang, Selasa (14/1/2025). (Sumber : Humas Jabar)
Inspirasi14 Januari 2025, 19:32 WIB

Pembinaan Pegawai Non ASN, Distan Sukabumi Dorong Peningkatan Disiplin & Produktivitas Kerja

Rapat pembinaan yang dipimpin Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Sri Hastuty Harahap itu diikuti 88 orang pegawai non ASN.
Kepala Dinas Pertanian atau Distan Kabupaten Sukabumi Sri Hastuty Harahap saat memberikan pembinaan bagi puluhan pegawai Non ASN. (Sumber Foto: IG Distan Kabupaten Sukabumi)
Entertainment14 Januari 2025, 19:30 WIB

Lee Min Ho Bakal Gelar Fanmeeting MINHOVERSE di Jakarta Tahun Ini

Aktor asal Korea Selatan, Lee Min Ho akan menyapa penggemar lewat fanmeeting pertamanya setelah 8 tahun yang bertajuk Minhoverse.
Lee Min Ho Bakal Gelar Fanmeeting MINHOVERSE di Jakarta Tahun Ini (Sumber : Instagram/@myment_official)
Keuangan14 Januari 2025, 19:00 WIB

Berapa Gaji Pegawai Badan Gizi Nasional yang Lolos Rekrutmen SPPI Batch 3?

Pelamar SPPI Batch 3 Unhan berkesempatan menjadi ASN (Pegawai Negeri Sipil) di Badan Gizi Nasional.
Kegiatan Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional. Foto: IG/@badangizinasional.ri
Produk14 Januari 2025, 18:30 WIB

Apa Penyebab Kadar Emas Berkurang? Begini Cara Merawat Perhiasan Agar Awet!

Kadar emas dinyatakan dalam karat (K) atau dalam persentase (%).
Ilustrasi. Ketahui Penyebab Kadar Emas Berkurang dan Cara Merawatnya Agar Perhiasan Awet! (Sumber : Pexels/Pixabay)
DPRD Kab. Sukabumi14 Januari 2025, 18:17 WIB

Rapat Paripurna Ke-2 di 2025, Ini Pendapat Bupati Sukabumi Terhadap 3 Raperda Prakarsa DPRD

Berikut pendapat Bupati Sukabumi Marwan Hamami terhadap tiga Raperda Prakarsa DPRD dalam Rapat Paripurna ke-2 tahun Sidang 2025.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat menyampaikan pendapat terhadap tiga Raperda Prakarsa DPRD dalam Rapat Paripurna ke-2 di Tahun 2025. (Sumber : Dok. DPRD)
Sukabumi14 Januari 2025, 18:09 WIB

Sosialisasi Forum Multipihak FKPPLH Sukabumi untuk Konservasi Alam dan Pelestarian Lingkungan

Forum ini dirancang untuk menjadi ruang dialog mengintegrasikan perspektif pemerintah, masyarakat, swasta, dan akademisi, tetapi juga menciptakan aksi kolektif yang nyata.
Sosialisasi berlangsung di Aula Kantor Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Selasa (14/1/2025) (Sumber: dok FKPPLH Sukabumi)
Life14 Januari 2025, 18:00 WIB

5 Doa Mohon Diampuni Dosa Atas Perbuatan yang Telah Diperbuat

Doa ini dapat diamalkan sebagai cara untuk memohon diampuni dosa kepada Allah SWT.
Ilustrasi - Doa mohon diampuni dosa dapat diamalkan oleh umat Muslim. Sumber: Freepik.com
DPRD Kab. Sukabumi14 Januari 2025, 17:53 WIB

Kerusakan Ekosistem Jadi Masalah Serius, Alasan DPRD Sukabumi Usulkan Raperda Jasa Lingkungan

Berikut penjelasan lengkap Bapemperda DPRD Kabupaten Sukabumi terkait urgensi pembentukan Raperda Jasa Lingkungan.
Wakil Ketua Bapemperda DPRD Kabupaten Sukabumi, Erpa Aris Purnama saat menyampaikan nota pengantar mengenai Raperda tentang Jasa Lingkungan. (Sumber Foto: Dok. DPRD)