SUKABUMIUPDATE.com - Media internasional turut menyoroti kematian pengunjuk rasa yang menuntut referendum di Kabupaten Deiyai, Papua.
Media berbasis di Qatar, Al Jazeera, melaporkan enam orang meninggal dalam bentrokan dengan aparat di Deiyai, menurut saksi mata yang diwawancarai Al Jazeera.
Saksi, yang meminta anonimitas karena alasan keamanan, juga melihat beberapa orang terluka oleh tembakan dan demonstran melarikan diri ke hutan.
Sementara The Guardian melaporkan enam demonstran dan satu tentara tewas. Saksi yang diwawancara The Guardian juga melihat beberapa orang terluka oleh tembakan di Kabupaten Deiyai. Enam orang tewas dan dua lainnya luka parah, kata sumber itu, yang meminta anonimitas karena alasan keamanan.
Media Australia ABC juga melaporkan enam pengunjuk rasa dan satu personel TNI Angkatan Darat tewas. Dua warga sipil dan enam aparat lain terluka.
Dari laporan Tempo, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto membantah pemberitaan enam warga sipil tewas tertembak aparat di Deiyai pada Rabu.
"Kemarin ada berita bahwa dalam kerusuhan Deiyai itu ada enam masyarakat tertembak. Sampai di luar negeri diumumkan, padahal tidak," kata Wiranto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan dalam kejadian itu satu warga sipil tewas karena terkena panah dan senjata dari masyarakat sendiri lalu ada satu anggota TNI tewas dan dua luka, serta empat personil Polisi yang luka-luka.
Wiranto mengaku menyesalkan terjadinya kekerasan di Deiyai dan meminta aksi unjuk rasa di berbagai wilayah di Papua dilakukan secara damai.
Sumber: Tempo.co