Plus Minus Pakai Ban Profil Lebar, Cermati Sebelum Modifikasi Mobil

Kamis 13 Agustus 2020, 17:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Untuk mempercantik tampilan eksterior, tak sedikit pengguna kendaraan roda empat memodifikasi bagian kaki-kaki dengan mengganti velg serta sepatu alias ban profil lebar. Biasanya modifikasi mobil itu dibarengi menurunkan bodi tunggangan, sehingga tampilan semakin menarik.

Akan tetapi, penggunaan ban lebih lebar dari standar, memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dicermati. Hal ini penting diketahui sebelum melakukan modifikasi bagian karet pelapis velg alias ban.

Mengutip Suara.com dari laman Deltalube, disebut ban lebar karena dimensinya lebih lebar dari standar. Sebagai contoh, jika ban standar berada di kisaran 200-215 mm, ban lebar bisa mencapai 225-245 mm.

Dengan adanya penambahan lebar ban ini, ada beberapa faktor yang mengalami peningkatan dan penurunan.

Beberapa kelebihan yang bisa didapat jika menggunakan ban lebih lebar adalah:

- Dalam kondisi basah maupun kering, ban lebih lebar dapat mereduksi jarak pengereman mobil karena ada peningkatan hambatan gulir (rolling resistance) dan grip ban. Hal ini membuat mobil berhenti dengan jarak lebih pendek.

- Selain itu, ban lebih lebar juga memberi performa pengendalian yang lebih baik berkat traksi ban lebih besar dibanding ban lebih pipih. Termasuk saat menikung cepat, gejala mobil untuk bodi mobil bergeser lebih minim.

- Begitu pula dalam hal akselerasi, traksi lebih besar juga membuat ban mencengkeram aspal lebih baik sehingga mobil lebih cepat bergerak.

Sedangkan sisi kekurangan penggunaan ban lebih lebar adalah:

- Saat hujan dan adanya genangan air di jalan. Gejala aquaplaning muncul pada kecepatan yang lebih rendah dari ban lebih pipih. Artinya karena friksi ban ke aspal bisa lebih cepat hilang, maka lebih cepat pula mobil kehilangan pengendalian.

- Ban yang lebih lebar cenderung menghasilkan suara lebih bising ketika melaju. Sehingga kenyamanan berkendara berkurang. Tapi dengan pemilihan velg yang tepat, suara lebih bising dari ban itu bisa lebih ditekan.

- Ban lebih lebar terkadang bisa melebihi ruang sepatbor mobil. Agar terhindar dari gesekan, umumnya bibir sepatbor perlu dilipat atau digulung agar gerakan naik-turun dan kiri-kanan ban tidak terganggu. Begitu pula radius putar mobil bisa menjadi lebih lebar karena gerakan ban kiri-kanan berhenti lebih awal.

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo
Sukabumi19 April 2024, 20:11 WIB

Ratusan Buruh Garmen di Cicurug Sukabumi Demo Tuntut Perusahan Bayar Gaji

Ratusan buruh pabrik garmen berdemonstrasi di depan halaman PT Indo Garment Lestari (IGL) tepatnya di Kampung Bojong Pereng, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024).
Sejumlah buruh pabrik garmen melakukan aksi demo di depan halaman PT IGL | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi19 April 2024, 20:05 WIB

Cita-citanya Polwan, Orang Tua Terpukul Kehilangan Kayla Siswi Peserta Paskibraka Sukabumi

Orang tua Kayla Nur Syifa peserta seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal punya cita-cita jadi Polwan.
Orang tua Kayla Nur Syifa peserta Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumah duka (Sumber : SU/Asep Awaludin)