SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan tinggi gelombang di perairan selatan Banten berpeluang 4,0 sampai 6,0 meter, sehingga membahayakan aktivitas nelayan dengan perahu berukuran kecil.
"Cuaca buruk itu berlangsung hingga 26 Juli mendatang," kata Kepala BMKG Serang Sugarin dalam rilisnya di Lebak, Senin, 23 Juli 2018.
Gelombang tinggi juga terjadi di Perairan Bengkulu hingga barat Lampung, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa bagian tengah dan barat.
Selain itu, Laut Banda Aceh, Perairan Kepulauan Sermata, Perairan Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepuluan Aru, Perairan Merauke, dan Laut Arafura.
BMKG mengimbau pelaku pelayaran maupun nelayan di perairan selatan Banten meliputi Pantai Binuangeun, Cikeusik, Panggarangan, Bayah, Tanjungpanto, Sukamaju, dan Pulau Manuk agar tidak memaksakan diri untuk melaut.
"Kami berharap kewaspadaan gelombang tinggi itu tidak menimbulkan kecelakaan laut," katanya.
Ia menjelaskan, selama ini tingginya gelombang itu karena adanya peningkatan kecepatan angin timuran hingga 37 km/jam dan diprakirakan berlangsung sampai 26 Juli mendatang.
Selain itu, sepanjang Juli-Agutus 2018 memasuki puncak musim kemarau, khususnya Indonesia bagian selatan (Jawa, Bali, Nusa Tenggara) dan terjadi tekanan tinggi yang bertahan di Samudera Hindia (barat Australia).
"Kami sudah menyampaikan cuaca buruk itu ke BPBD, nelayan, kesyahbandaran, polair, dan 'stakeholder' lainnya," katanya.
Sumber: Tempo