SUKABUMIUPDATE.com - Sejak pagi, sejumlah media mengangkat data sejarah tsunami di Indonesia dengan kategori paling banyak terjadi di bulan apa? Ahli mitigasi gempa dan tsunami BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) Dr. Daryono membongkar data sejarah tsunami di Indonesia dimasa lalu untuk menjawab pertanyaan ini.
Menurut Daryono, katalog tsunami Indonesia menyebutkan ada 114 kejadian tsunami di tanah air sepanjang sejarah. "Jika kita mencermati catatan sejarah kejadian tsunami di Indonesia dari katalog tsunami, sebanyak 114 kejadian tsunami yang dikompilasi berdasarkan bulan kejadiannya, maka diperoleh jumlah kejadian tsunami untuk masing-masing bulan dalam setahun," jelasnya melalui rilis yang diterima sukabumiupdate.com, Rabu (23/12/2020).
BACA JUGA: BMKG Usul Bangun Shelter Tsunami di Palabuhanratu Sukabumi, Ini Lokasinya!
Dari hasil penulusran tersebut, dapat diketahui jika 114 kejadian tsunami di Indonesia itu terjadi di seluruh bulan dari Januari hingga Desember. Berikut catatan BMKG;
-Bulan Januari terjadi 11 kali tsunami
-Bulan Februari terjadi 12 kali tsunami
-Bulan Maret terjadi 11 kali tsunami
-Bulan April terjadi 8 kali tsunami
-Bulan Mei terjadi 6 kali tsunami
-Bulan Juni terjadi 4 kali tsunami
-Bulan Juli terjadi 8 kali tsunami
-Bulan Agustus terjadi 9 kali tsunami
-Bulan September terjadi 12 kali tsunami
-Bulan Oktober terjadi 8 kali tsunami
-Bulan November terjadi 12 kali tsunami
-Bulan Desember terjadi 12 kali tsunami
BACA JUGA: Tahun 1903 Ada Gempa Hingga 8,1 SR di Segmen Palabuhanratu, Simak Paparan Peneliti Geologi
Berdasarkan data kejadian tsunami per bulan tersebut di atas menurut Daryono tampak bahwa bulan dengan jumlah peristiwa tsunami paling banyak terjadi pada bulan Februari, September, November, dan Desember masing masing 12 kejadian tsunami.
Sementara kejadian tsunami yang paling sedikit terjadi pada bulan Juni sebanyak 4 kali. Mengacu data ini maka pendapat yang menyebutkan bahwa Desember adalah satu-satunya bulan dengan peristiwa tsunami paling banyak tidaklah benar.
TONTON JUGA: BMKG Pasang 3 Alat Pendeteksi Tsunami di Pesisir Palabuhanratu
"Data membuktikan bahwa Desember ternyata bukan satu-satunya bulan dengan kejadian tsunami paling banyak," tegasnya.
Berdasarkan sumber dan pembangkitnya, sambung Daryono secara ilmiah tsunami memang tidak mengenal musim. Gempa tektonik, longsoran dalam laut, erupsi gunung api adalah fenomena geologis yang dapat terjadi kapan saja tidak hanya pada bulan-bulan tertentu seperti halnya fenomena cuaca dan iklim, sehingga kapan saja dapat terjadi tsunami.
BACA JUGA: BMKG Dorong Mitigasi Bencana, Sikapi Kajian Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Selatan Jawa
"Jumlah kejadian tsunami di atas tentu bukan jumlah yang mutlak, karena bisa jadi masih ada data kejadian tsunami lainnya yang terlewat dan belum dikompilasi. Namun demikian data ini cukup untuk memberi gambaran sementara distribusi kejadian tsunami pada masing-masing bulan," bebernya.
"Kapan saja, sebaiknya kita harus waspada dan siaga tsunami, khususnya masyarakat di wilayah pesisir yang pantainya berhadapan dengan sumber gempa di dasar laut dan sudah dinyatakan sebagai pantai rawan tsunami," pungkas Daryono.