Ilmuwan Temukan Spesies Cacing yang Bisa Makan Kayu Hingga Batu

Kamis 27 Juni 2019, 01:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Baru-baru ini ilmuwan menemukan spesies baru cacing kapal atau teredinidae yang mengancam kehidupan kapal kayu. Selain mengkonsumsi kapal yang terbuat dari kayu, cacing ini juga disebut bisa makan batu lho.

Dilansir dari Upi.com, keberadaan cacing kapal ini jelas mengancam galangan kapal, dermaga, dan infrastruktur berbahan kayu yang ada di kawasan pantai.

Para ilmuwan percaya jika spesies cacing kapal hasil temuannya ini sangat luar biasa. Pasalnya, cacing kapal ini suka menggali melalui batu.

Cacing kapal jenis ini menggerus batuan kapur karbonat di sungai di Filipina untuk kemudian menemukan jalan mencari santapan kayu.

Lebih lanjut, para ilmuwan asal Northeastern University ini menyebutkan bahwa penemuan cacing kapal ini sudah terjadi pada satu dekade yang lalu. Namun, karena kurang studi, hal ini berlalu begitu saja.

Spesies cacing kapal baru. (J. Reuben Shipway, et al/Proceedings of the Royal Society B)

Spesies cacing kapal terbaru ini diberi nama Lithoredo Abatanica yang merupakan spesies berbeda secara morfologis dan tidak terkait dengan pencernaan kayu.

Ilmuwan menjelaskan bahwa spesies cacing kapal ini bukanlah hal yang biasa. Perlu dibuat genus baru untuk dapat mengklasifikasikan jenis ini dengan benar.

Demi penelitian ini, para ilmuwan perlu untuk memecah sampel batu kapur dan mengekstraksi cacing-cacing tersebut dan menempatkannya dalam tangki untuk kemudian melakukan observasi.

Yang ditemukan kemudian adalah, cacing kapal ini bergerak dan hidup dengan bergantung pada gigi yang lebih besar dan lebih rata dari jenis cacing kapal lainnya. Gigi ini bertugas khusus untuk menggali batu.

Spesies cacing kapal baru. (YouTube)

Secara bentuk, cacing-cacing ini berwarna putih dengan susunan mineral dalam usus yang sama dengan profil mineralogi dari sampel batuan ekstraksi cacing tersebut.

Setelah diamati, cacing-cacing ini terlihat menggali jalan melalui batuan kapur untuk mengambil sebagian besar nutrisi dari bakteri yang hidup pada insang dan ganggang planktonik dari tanaman terestrial dan bukan dari batu.

Hal ini menjelaskan bahwa batuan tersebut bukanlah sumber makanan cacing kapal ini namun hanya sebagai tempat perlindungan untuk menjalani siklus hidup yang aman dari pemangsa. Kemungkinan lain, batuan tersebut membantu pencernaan cacing kapal.

Jika cacing kapal lainnya dapat disebut sebagai hama, ilmuwan menjelaskan jika spesies ini sangat penting untuk ekosistem. Pasalnya, hewan ini membantu pergantian kayu pada ekosistem mangrove dan rumput laut. Selain itu, spesies ini juga penting untuk menciptakan habitat baru.

Sumber: SUARA.COM

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sehat20 April 2024, 09:00 WIB

5 Bahan Alami untuk Menurunkan Kadar Kolesterol dalam Tubuh, Tanpa Obat!

Manfaat bahan herbal seperti daun kemangi atau surawung ternyata sangat baik untuk kesehatan seperti untuk kolesterol.
Ilustrasi - Manfaat bahan herbal seperti daun kemangi atau surawung ternyata sangat baik untuk kesehatan seperti untuk kolesterol.| Foto: Pixabay/_Alicja_
Sehat20 April 2024, 08:00 WIB

Bisa Menurunkan Gula Darah, 5 Manfaat Kencana Ungu untuk Kesehatan

Selain sebagai tanaman hias, beberapa spesies kencana ungu juga memiliki nilai pengobatan tradisional dalam beberapa budaya.
Ilustrasi. Cek Diabetes. Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Gula Darah Naik (Sumber : Pexels/PhotoMixCompany)
Life20 April 2024, 07:00 WIB

10 Ciri Orang yang Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Apakah Kamu Salah Satunya?

Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri, baik secara emosional, perilaku, maupun pikiran.
Ilustrasi - Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri, baik secara emosional, perilaku, maupun pikiran. (Sumber : Freepik.com)
Food & Travel20 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Rebusan Asam Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya!

Begini Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ikuti 8 Langkahnya Yuk!
Asam Jawa. Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya! (Sumber : Freepik/jcomp)
Science20 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 April 2024, Cek Dulu Sebelum Berakhir Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi - Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya. (Sumber : Freepik)
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update