Kenapa Petobo Terdampak Paling Parah Likuifaksi? Simak Kata Ahli

Kamis 04 Oktober 2018, 01:57 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Balaroa dan Petobo, Kota Palu, menjadi dua daerah yang terdampak likuifaksi paling parah. Dua kelurahan ini hampir rata dengan tanah karena fenomena geologi yang ditimbulkan gempa bermagnitudo 7,4 pada, Jumat, 28 September 2018.

Fenomena likuifaksi di Palu sebetulnya sudah diprediksi sebelumnya. Dan prediksi tersebut sudah dibuat sejak 2012. "Di dalamnya ada keterangan sangat tinggi, tinggi, dan rendah. Itu probabilitas kejadiannya. Kalau tinggi, dia berpotensi sekali terjadi likuifaksi," kata peneliti Geologi Teknik dari Pusat Air Tanah Dan Geologi Lingkungan Badan Geologi, Taufik Wira Buana, saat dihubungi Tempo, Rabu, 3 Oktober 2018.

Riset tahun 2012 itu menghasilkan Peta Zona Bahaya Likuifaksi untuk daerah Palu dan sekitarnya. Peta tersebut sudah diserahkan pada pemda setempat. Taufiq mengatakan, Balaroa dan Petobo di Palu termasuk dalam daerah yang berpotensi terjadi likuifaksi. “Balaroa potensi tinggi. Sedangkan Petobo sangat tinggi di peta tersebut,” kata dia.

Likuifaksi secara sederhana adalah proses hilangnya kekuatan tanah, daya dukung tanah, karena proses pencairan atau pembuburan akbait efek guncangan gempa bumi. Efek likuifaksi ada yang bersifat lokal dan ada yang menjangkau dalam area yang luas.

Selain faktor potensi, Menurut Taufiq, Balaora dan Petobo berada di daerah yang relatif miring. Kondisi ini diduga memicu gerakan tanah bersamaan dengan terjadinya efek likuifaksi.

Material tanah di dua lokasi tersebut pun relatif sama. Di dalam tanah memiliki lapisan batuan kedap air yakni jenis batuan lempung, sementara di bagian atasnya batuan kerikil dan tidak lengket. “Seperti pasir. Sifatnya lolos air. Daerah tersebut juga kaya dengan air dangkal,” kata dia.

Taufiq mengatakan, dengan batuan lolos air, dan kaya dengan air tanah menjadi bumerang bagi dua daerah tersebut saat gempa mengguncang Palu. Saat gempa teradi, guncangannya menekan air di dalam tanah. "Istilah kita tekanan air pori menjadi berlebih. Air tersebut mendorong partikel yang tidak lengket seperti pasir, mematahkan ikatan antar partikel butirannya," kata dia.

Likuifaksi tersebut membuat tanah menjadi bubur karena kehilangan ikatan antar partikel butirannya. Sementara di bagian bawahnya kedap air, serat geografinya yang relatif miring memicu gerakan tanah.

"Daerah ini punya kemiringan lereng dan di bawahnya kedap. Itu yang menyebabkan gerakan tanah. Tanah di bagian atasnya meluncur seperti skateboard, kekuatan pasirnya hilang. Gelombang gempa menghasilkan retakan kecil dan menjadi bidang lemah. Tanah yang meluncur itu sebagian memutar posisi tanahnya. Makanya kalau orang melihat rumah seperti ditelah, itu salah satu fenomena gerakan tanah,” kata Taufiq.

Daerah denga potensi likuifaksi itu bukan berarti tidak bisa didirikan bangunan. "Kalau yang sifatnya Cuma lokal, efeknya hanya di spot-spot, itu sangat bisa dibangun. Tinggal merancang bangunan yang bisa menahan likuifaksi," kata dia.

Potensi likuifaksi tersebut mensyaratkan struktur bangunan memerlukan perlakukan khusus. Tapi untuk daerah seperti Balaroa dan Poetobo, Taufiq menyarankan agar tidak lagi dihuni. "Sementara jangan di situ kalau masih ada pilihan lain ke depannya," kata dia.

Kika memang terpaksa dibangun hunia, menurut Taufik, membutuhkan rekayasa sipil tertentu agar tidak terulang kembali kerusakan akibat efek likuifaksi tersebut. Daerah yang sudah terbukti terjadi likuifksi riskan untuk dihuni lagi.

"Potensi likuifaksi ke depan masih bisa terjadi. Bukan artinya likuifakasi yang terjadi hari ini selesai. Tidak. Tetap masih berpotensi terjadi ke depan," kata dia.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Science20 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 April 2024, Cek Dulu Sebelum Berakhir Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi - Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya. (Sumber : Freepik)
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo
Sukabumi19 April 2024, 20:11 WIB

Ratusan Buruh Garmen di Cicurug Sukabumi Demo Tuntut Perusahan Bayar Gaji

Ratusan buruh pabrik garmen berdemonstrasi di depan halaman PT Indo Garment Lestari (IGL) tepatnya di Kampung Bojong Pereng, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024).
Sejumlah buruh pabrik garmen melakukan aksi demo di depan halaman PT IGL | Foto : Ibnu Sanubari