Perangi Informasi Keliru, Facebook Messenger Batasi Pesan Diteruskan

Jumat 18 September 2020, 20:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Raksasa media sosial Facebook telah melakukan pembaruan terkini untuk aplikasi Messenger yang membatasi berapa kali pesan diteruskan. Sekarang, pengguna hanya bisa meneruskan pesan maksimal lima kali, dengan tujuan mengurangi kampanye informasi yang salah, terutama tentang pemilihan presiden dan pandemi virus corona.

Melansir Tempo.co, Daily Mail, Rabu, 16 September 2020 melaporkan, jika mendapat peringatan tentang mengirim terlalu banyak pesan, pengguna sekarang bisa diblokir ketika memposting di Messenger. Selain itu, artikel yang telah ditandai oleh pemeriksa fakta di Facebook juga akan ditandai saat dibagikan di Messenger.

Dalam KTT virtual TechCrunch Disrupt 2020 pada Selasa, 15 September 2020, VP Facebook Messenger Stan Chudnovsky mengatakan beberapa pengguna mengubah percakapan pribadi menjadi lebih seperti siaran publik. "Messenger jelas sarana komunikasi pribadi. Kami ingin memastikan ini bersifat pribadi. Ini adalah prioritas yang sangat penting bagi kami," kata Chudnovsky.

Pada 2019, Facebook mulai menguji batas lima pesan diteruskan di Myanmar dan Sri Lanka, dua negara yang dilanda kekerasan etnis dan kampanye ujaran kebencian online. Umat Buddha ultra-nasionalis di Myanmar telah menggunakan Facebook untuk menghasut kekerasan terhadap Muslim Rohingya.

Sementara Sri Lanka melarang Facebook, WhatsApp, dan Instagram pada 2018 dengan harapan bisa mengekang kekerasan massa yang ditujukan pada minoritas Muslim di negara itu. "Potongan-potongan informasi tertentu tidak dapat diteruskan terlalu banyak," ujar Chudnovsky.

Menurut Chudnovsky, itu adalah sesuatu yang dia dan timnya pikir benar-benar akan membantu menghentikan penyebaran informasi yang salah, terutama di saat-saat pandemi seperti sekarang.

Di awal tahun Messenger memperbarui standar komunitasnya, menambahkan pemberitahuan keamanan dan otentikasi dua faktor, dan memperkenalkan fitur-fitur baru yang membuatnya lebih mudah memblokir dan melaporkan pesan yang tidak diinginkan. Dan bulan ini, perusahaan mengumumkan batas penerusan menjadi global.

Jay Sullivan, direktur manajemen produk untuk privasi dan keamanan Facebook Messenger menjelaskan, membatasi penerusan pesan adalah cara efektif untuk memperlambat penyebaran informasi salah yang viral dan konten berbahaya yang berpotensi menyebabkan konflik.

Dalam laman blog resmi Facebook 3 September 2020, Sullivan memilih pandemi Covid-19 dan pemilu yang akan datang di Amerika dan Selandia Baru sebagai kemungkinan muncul banyak disinformasi. Batasan lima kali diteruskan ini, membantu mengekang upaya mereka yang ingin menyebabkan kekacauan, menabur ketidakpastian atau secara tidak sengaja merusak informasi yang akurat.

"Kami ingin Messenger menjadi platform yang aman dan tepercaya untuk terhubung dengan teman dan keluarga," tutur Sullivan.

Sebelumnya, aplikasi pesan WhatsApp milik Facebook telah mulai menandai pesan yang dibagikan lebih dari lima kali dengan dua panah. Pada April, perusahaan mengumumkan akan membatasi berapa kali pesan populer dapat diteruskan hanya ke satu obrolan dalam satu waktu.

Pengguna masih dapat mengirim pesan ke banyak akun, tapi mereka harus melakukannya secara manual. Menariknya batas lima penerusan WhatsApp menyebabkan penurunan 25 persen dalam total penerusan pesan, menurut platform tersebut.

"Kami percaya, penting memperlambat penyebaran pesan-pesan ini untuk menjaga WhatsApp menjadi tempat percakapan pribadi," kata perusahaan itu.

Pada Agustus, perusahaan mulai menguji fitur yang memungkinkan penggunanya memeriksa pesan yang diteruskan. Fitur 'Telusuri Web' sedang diujicobakan di Amerika, Inggris, Irlandia, Brasil, Italia, Meksiko, dan Spanyol.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life24 April 2024, 17:30 WIB

6 Dampak Menyakitkan Perceraian Kepada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!

Dampak perceraian orang tua sangat berbahaya bagi anak. Itu sebabnya, perceraian sarat akan efek buruk yang semestinya dihindari.
Ilustrasi. Pasangan bertengkar. Dampak negatif perceraian orang tua kepada anak yakni sulit memiliki kebahagiaan dalam keluarga. Sumber Foto : Pexels/Alex Green
Sukabumi24 April 2024, 17:04 WIB

4 Pelaku Investasi Bodong Gadai Rumah di Sukabumi Jadi Tersangka, Korban Capai 186 Orang

Kasus investasi bodong gadai rumah di Sukabumi tersebut menelan korban hingga 186 orang dengan total nilai kerugian materil hingga Rp 5 Miliar lebih.
Satreskrim Polres Sukabumi Kota saat menunjukan barang bukti kasus investasi bodong gadai rumah. (Sumber : Istimewa)
Musik24 April 2024, 17:00 WIB

Viral! Ini Lirik Lagu Teteh Doel Sumbang: Lamun Lain Teteh Awewena

Inilah Lirik Lagu Teteh Doel Sumbang yang Viral "Lamun Lain Teteh Awewena, Terus terang can hayang jadi bapa".
Lirik Lagu Teteh Doel Sumbang yang Viral di TikTok: Boro-boro rumah tangga. (Sumber : Youtube/@DoelSumbang)
Nasional24 April 2024, 16:43 WIB

Perputaran Uangnya Rp327 Triliun: 3,2 Juta Rakyat Indonesia Main Judi Online

judi online slot yang paling banyak diminati oleh penjudi di Indonesia sejak 2023
3 warga Cikembar Sukabumi ditangkap polisi karena promosi judi online | Foto: Ist
Jawa Barat24 April 2024, 16:36 WIB

Membahas Keberadaan Perda Pesantren di Jawa Barat Bersama Kang Hendar

Salah satu peraturan daerah yang diterbitkan pemerintah provinsi Jawa Barat untuk mengakomodir kepentingan pesantren dan para santri.
Penyebarluasan perda pesantren di Jawa Barat bersama Kang Hendar, Senin, 22 April 2024, di MDTA Al-Istiqomah, Kp Cibolang RT 29/07 Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. (Sumber: istimewa)
Life24 April 2024, 16:30 WIB

6 Cara Meredakan Stres Akibat Terkena Penyakit Diabetes, Yuk Terapkan!

Meredakan stres saat mengalami penyakit diabetes bisa dilakukan dengan beberap langkah yang sangat sederhana.
Ilustrasi. Cara meredakan stress saat diabetes. Sumber Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi24 April 2024, 16:13 WIB

Gerakan Sinergi Reforma Agraria, Bupati Sukabumi: Kita Jaga Masyarakat Sejahtera

Dalam rangka Gerakan Sinergi Reforma Agraria Nasional (GSRAN), Bupati Sukabumi Marwan Hamami bersama Kementerian ATR/BPN memanen pisang cavendish.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat mendampingi Dirjen Penataan Agraria Kementerian ATR/BPN Dalu Agung Darmawan yang berkunjung ke Kampung Lio, Desa Sinarjaya Warungkiara. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Bola24 April 2024, 16:00 WIB

Prediksi Liga 1 Persik Kediri vs PSS Sleman: Susunan Pemain, H2H dan Skor Akhir

Persik Kediri akan menjamu lawannya PSS Sleman malam ini di Stadion Brawijaya Kediri.
Persik Kediri akan menjamu lawannya PSS Sleman malam ini di Stadion Brawijaya Kediri. (Sumber : X/@PSSleman/@persikfckediri).
Life24 April 2024, 15:30 WIB

6 Bahaya Kebiasaan Mengeluh yang Mengancam Kesehatan, Bisa Berumur Pendek!

Kebiasaan mengeluh rupanya sangat tidak baik bagi kesehatan. Itu sebabnya setiap orang perlu menghindari kebiasaan demikian demi kesehatannya.
Ilustrasi. Bahaya kebiasaan mengeluh untuk kesehatan. Sumber Foto : Pexels/David Garrison
Nasional24 April 2024, 15:14 WIB

Dapat Nilai Baik, Pemkab Sukabumi Komitmen Tingkatkan Kualitas Penyelenggaraan SPM

Dapat nilai baik oleh Kemendagri dalam SPM Awards 2024, Sekda Ade sebut Pemkab Sukabumi berkomitmen tingkatkan kualitas penyelenggaraan SPM.
Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman (tengah) menghadiri Standar Pelayanan Minimal (SPM) Awards 2024 di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (24/4/2024). (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)