SUKABUMIUPDATE.com - Miralem Pjanic mengklaim bahwa dia memilik kesempatan untuk masuk dalam skuat Prancis. Namun dia menolaknya karena hal itu akan menghancurkan hatinya jika meninggalkan Bosnia-Herzegovina.
Dilansir dari Tempo.co, gelandang klub Barcelona lahir di Tuzla, di tempat yang dulu bernama Yugoslavia, sebelum keluarganya pindah ke Luksemburg tak lama setelah pecahnya Perang Bosnia.
Pjanic sempat mewakili tim muda nasional Luksemburg selama tahun pembentukannya dan menandatangani kontrak dengan Metz pada usia 14 tahun, dan kemudian bergabung dengan Lyon.
Saat bermain di klub Ligue 1, Pjanic di telepon oleh pelatih timnas Prancis saat itu Raymond Domenech soal kemungkinan dirinya tersedia untuk Les Bleus.
"Ya, saya bisa saja bermain untuk tim Prancis ketika saya tiba di Lyon, tapi saya katakan beberapa hari sebelumnya bahwa impian saya adalah Bosnia,” kata Pjanic, 30, kepada Canal Plus.
"Domenech menelepon saya, tapi saya sudah mengambil keputusan. Tentu saja saya berterima kasih padanya, tapi saya lebih suka realistis," ujarnya seperti dilansir
"Bagi saya, tim Prancis, terlalu banyak [persaingan] pada waktu itu. Dan itu akan menyakiti hati saya jika, di sisi lain, Bosnia menyaksikan salah satu pemainnya sendiri memperkuat tim Prancis."
Pjanic, yang bergabung dengan Barca dari Juventus pada bulan Juni, saat ini bersama Bosnia-Herzegovina melakukan uji coba melawan Iran sebelum masuk pertandingan Nations League melawan Belanda dan Italia.
Sumber: Suara.com