Dilema Pariwisata Sukabumi di Tengah Pandemi

Sabtu 27 Juni 2020, 23:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Sektor pariwisata Kabupaten Sukabumi terpuruk akibat Pandemi Virus Corona. Pelaku usaha pariwisata mulai dari pemilik dan karyawan hotel, pengelola home stay, pemandu wisata, rumah makan, juru parkir sampai pedagang asongan kehilangan penghasilan imbas Covid-19. 

Namun ketika masih ditutup sementara, beberapa destinasi pariwisata justru mulai ramai diserbu wisatawan. Banyak kalangan mempertanyakan ketegasan Pemkab terhadap kebijakan penutupan destinasi pariwisata tersebut, juga tuntutan memberi solusi bagi para pelaku usaha pariwisata yang selama ini terdampak penutupan. 

Terkini, Kabupaten Sukabumi tidak akan memperpanjangan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dari hasil evaluasi PSBB proporsional secara parsial di sejumlah kecamatan, desa dan kelurahan zona merah yang berakhir 26 Juni 2020 kemarin, Kabupaten Sukabumi akan memulai fase menuju AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru).

Apa yang mesti dipersiapkan pemerintah untuk pelaksanaan AKB di tempat wisata dan apa tanggapan publik? Berikut wawancara dengan Kabid Industri dan Perkembangan Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi H Iwan dan Pemerhati Pariwisata Sukabumi Dedi Suhendra (pendiri Sukabumi facebook) diacara live Tamu Mang Koko, Sabtu (27/6/2020). 

Tempat wisata ditutup sementara waktu tapi banyak wisatawan yang datang, bagaimana sikap Dinas Pariwisata?

Kita tidak bisa berbuat banyak ketika wisatawan itu sudah datang ke tempat wisata. Kejadian kemarin, bahkan menjadi hal yang kurang baik bagi kami (Dinas Pariwisata), katanya ada wisatawan yang dikejar-kejar (untuk meninggal lokasi wisata), tapi kami tidak seperti itu. Tentunya kami sudah berusaha semaksimal mungkin, diantaranya (mengingatkan wisatawan) untuk mengikuti protokol kesehatan. Kami pun melaksanakan sosialisasi (protokol kesehatan) di lokasi wisata. Mudah-mudahan ada kesadaran dari masyarakat sendiri.

Seperti apa pantauan dari Dinas Pariwisata kepada usaha di bidang wisata karena penutupan sementara? 

Kemarin kami melakukan monitoring (kepada usaha berkaitan bidang wisata) salah satunya hotel. Tingkat hunian sampai 90 persen hilang. Demikian juga pelaku ekonomi kreatif, seperti job-job (misalnya) photografer pernikahan, kegiatan ulang tahun hilang sama sekali. Mereka begitu mengeluh dan berharap Covid-19 cepat berlalu.

Ada program dari pemda untuk membantu pelaku usaha di bidang pariwisata itu?

Alhamdulillah kemarin kita mendapat bantuan dari Kementerian Pariwisata, diluar bansos dan BLT. Ada 500 lebih (paket) pertama 389 paket dan keduanya 130 paket itu untuk teman-teman (pelaku usaha wisata) terdampak pandemi. Penyalurannya bersama-sama dengan Polres Sukabumi

Kang Dedi, efektifkah kebijakan-kebijakan pemkab yang diberikan kepada pelaku usaha pariwisata yang terdampak pandemi?

Masih jauh (dari efektif). Bantuan yang diberikan pemerintah itu lebih kepada insentif ke bantuan paket, paket barang (sembako) yang diberikan secara langsung. Saya harap memang bisa lebih dari itu. (Berupa) kebijakan terhadap penggiat pariwisata yang memudahkan mereka untuk (menjalankan usaha) di saat New Normal. Berilah insentif yang memang sesuai dengan kapasitas dan bidangnya masing-masing, dari berbagai kemudahan yang ada, pengurangan pajak juga bisa. Kemudian kemudahan izin-izin lainnya yang berhubungan dengan kepariwisataan. Supaya geliat ekonomi di kepariwisataan lebih nampak.

Kang Dedi, masyarakat tetap datang ke lokasi wisata disaat ada tempat wisata ditutup sementara. Alasannya tidak tahu ada informasi itu. Bagaimana tanggapannya soal komunikasi publik Pemkab kepada masyarakat?

Memang masih sangat kurang, saya memperhatikan beberapa akun media sosial resmi pemerintah kota dan kabupaten, instansi-instansi apapun, semua hampir tidak ada (yang) aktif. Hanya satu yang aktif diskominfo masing-masing, itu pun saya harus diingatkan. (Kalau dinas pariwisata) sempat saya omelin juga pada saat ada beberapa akun resminya (pakai) kata-kata tidak formal. Itu akun resmi bukan akun pribadi, tetap harus dengan tata bahasa yang baik.

Pada masa pandemi ini saya kritik, bahwa akun-akun resmi mereka memang tidak aktif, situs Dinas Pariwisata tidak ada. Kemudian akun media sosial IG aktif Oktober 2019. Kemudian akun yang lain pun demikian. Kenapa saya konsen karena saya peduli. harus benar-benar diaktifkan, kalau memang tidak bisa cari anak muda. Banyak sekali anak-anak muda yang bisa jadi admin.

Selama ini kan informasi disodorkan oleh para admin media sosial di Sukabumi facebook, semua (akun medsos) serentak (menyebar) informasi (misalnya) pengunjung dibalikin, ada pemberitahuan tentang Covid-19, tentang apapun. 

Kita bicara Adaptasi Kebiasan Baru (AKB), yang diprediksi malah akan ada lonjakan kunjungan wisata. Apa persiapan pemerintah?

Tentunya kami akan mensosialisasikan seperti apa protokol kesehatan seperti apa variabel-variabel AKB di Daerah Tempat Wisata (DTW) maupun para pelaku usaha pariwisata. 

Kondisi dilapangan masih banyak pengunjung yang masuk tanpa masker, tanggapan dinas?

Kami mengharapkan ada kesadaran dari semua wisatawan, tentunya ketika datang ke daerah destinasi wisata, minimal memakai masker yang sebenarnya dasar. (Untuk patroli) sempat ada (dilakukan oleh) Balawista meningatkan protokol kesehatan. Hanya internal sendiri (wisatawan) yang masih belum rendah. Jangan di Sukabumi di Puncak Bogor juga seperti itu (minim kesadaran wisatawan dengan protokol kesehatan).

Kepada pak Dedi, soal pelaksanaan AKB di tempat wisata?

(Sosialisasi protokol kesehatan yang dilakukan pemerintah) harus intens lagi, kalau dulu sehari dua kali, kali ini lebih intens lagi. Kami pun yang bergerak di medsos, hampir 24 jam (stand by), jam 4 subuh jam 11 malam selalu ada yang menelepon (warga yang tanya) pak Geopark sudah dibuka gak? Kalau kita sudah masuk ke dunia online, tidak ada batasan wkatu tidak ada batasan tempat. Paling acuannya (untuk menjawab netizen) ya saya posting stetment gubernur atau siapapun. Memang PSBB di Jabar sudah berakhir, tapi anda yang hendak memasuki Sukabumi gunakan protokol kesehatan. 

AKB untuk sektor usaha pariwisata hal apa yang penting?

Kebijakan, itu yang penting. Karena mereka atau kita melangkah harus ada kebijakan. (Kebijakan menentukan) apa yang akan dilakukan pemkab pada masa AKB ini. Kita patokannya ke sana, kalau kebijakan yang berlarut-larut apa yang kita lakukan. Kebijakan membuka (tempat wisata) boleh, tapi dengan standar protokol kesehatan yang sesuai, sesuai dengan lokasi dimana (berada tempat wisata itu). Karena tempat wisata di Kabupaten Sukabumi berbeda-beda ada yang di gunung ada yang di laut. Penerapannya pun berbeda-beda, (contohnya) untuk rekan-rekan balawista tidak mungkin mereka menggunakan masker untuk menyelamatkan (pengunjung apabila terjadi insiden).

Kemudian aturannya harus jelas, penyampaian ke masyarakatnya harus jelas. Jangan masyarakat dikasih aturan yang berupa kata-kata jelimet, bikin infografik yang enak, bikin video pendek yang enak, supaya lebih tepat sasaran. Yang paling penting dalam masa AKB ini orang tua, (orang) dengan penyakit tertentu dan anak-anak, maka anak-anak belum boleh sekolah dulu. Kan secara imun belum matang seperti orang dewasa.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 01:29 WIB

Distan Dan Forkopimcam Ciemas Sukabumi Tanam Padi Gogo 40 Hektar

Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, bersama Forkopimcam Ciemas, melakukan penanaman padi gogo diatas lahan milik Kelompok Tani Barokah Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas.
Distan, perani dan Forkopimcam Ciemas malakukan penanaman padi gogo di Desa Mekarsakti Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih23 November 2024, 01:17 WIB

KH Nawawi Pimpin Istighosah untuk Kemenangan Ayep Zaki-Bobby Maulana

Menjelalang Pilkada, pasangan calon nomor urut 2, menggelar istighosah bertempat di rumah calon Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, di Cikondang, Citamiang, Kamis malam (21/11/2024)
KH Nawawi saat memimpin istighosah dikediaman calon Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 November 2024, 23:51 WIB

KPU Sukabumi Diduga Salah Tulis Sub Tema Debat: Pertahanan Atau Pertanahan?

Sebuah insiden menarik perhatian di Debat Publik Terakhir Calon Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi, yang diselenggarakan di Hotel Sutan Raja, Soreang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/11/2024).
KPU Sukabumi diduga salah tulis sub tema "Pertanahan" menjadi "Pertahanan" di Debat Publik Cabup-Cawabup | Foto : Capture Youtube
Sukabumi22 November 2024, 20:58 WIB

Terpeleset dan Jatuh ke Sungai, Warga Cidolog Sukabumi Ditemukan Tewas

Susum (47 tahun) warga Kampung Rancapalet RT 15 RW 05 Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, ditemukan dalam keadaan tewas usai terpeleset dan jatuh ke Sungai Cidolog, Jumat (22/11/2024).
Warga saat mengevakuasi Susum (47 tahun) yang ditemukan tewas usai terpeselet dan jatuh ke sungai Cidolog, Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:39 WIB

Puji Penampilan Asep Japar-Andreas Di Debat Terakhir: Ojang: Mumpuni Bervisi Jelas

Juru Kampanye Tim Pemenangan Pasangan nomor urut 2, Ojang Apandi, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan debat yang diatur oleh KPU Kabupaten Sukabumi dan pihak terkait.
Asep Japar-Andreas: Kolaborasi Nyata untuk Sukabumi Maju dan Berkah! Dengan semangat kerja bersama, mereka hadir membawa komitmen nyata untuk pembangunan yang pro-rakyat. Siap mendukung? (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:03 WIB

Ketua KPU Sukabumi: Terima Kasih Polres Bandung

Debat Publik Pilkada Kabupaten Sukabumi antara paslon 01, Iyos Somantri - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas digelar hari ini Jumat (22/11/2024), bertempat di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung
Kasmin Belle, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi | Foto : Capture video Youtube
Jawa Barat22 November 2024, 19:14 WIB

Muhammad Jaenudin Sosialisasi Perda Perlindungan Anak di Kalaparea Sukabumi

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Muhammad Jaenudin, menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
Anggota DPRD Jabar, Muhammad Jaenudin, sosialisasikan Perda Penyelenggaraan Perlindungan Anak. di Kalaparea Sukabumi | Foto : Tim Asistensi M. Jaenudin
Bola22 November 2024, 19:00 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Borneo FC: Pangeran Biru Incar 3 Poin!

Persib Bandung vs Borneo FC akan disiarkan secara langsung melalui siaran televisi dan layanan live streaming.
Ilustrasi - Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Liga 1 2023/2024 antara Persib Bandung vs Borneo FC berikut kami sediakan layanan live streamingnya. (Sumber : Instagram/@std.sijalakharupat/Ist)
Sukabumi22 November 2024, 18:44 WIB

Sungai Meluap, Banjir Langganan Terjang Cidolog Sukabumi

Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Jumat sore (22/11/2024), memicu aliran Sungai Cidolog meluap, mengakibatkan jalan ruas Cidolog-Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, terendam banjir.
Jalan Cidolog-Tegalbulued Sukabumi terendam banjir | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi22 November 2024, 18:30 WIB

Duku Tumbang Dievakuasi, Kondisi Rumah Warga Nagrak Sukabumi Usai Tertimpa Pohon

Reruntuhan pohon duku yang menimpa rumah milik Santibi di Kampung Pasir Huni RT 06 RW 01, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak akhirnya berhasil dievakuasi, Jumat (22/11/2024)
P2BK bersama tim gabungan mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah Santibi di Nagrak Sukabumi, Jumat (22/11/2024) | Sumber foto : P2BK Nagrak