Sikapi Persoalan Bank Emok di Sukabumi, Komisi III DPRD Bicara Legalitas

Minggu 08 Desember 2019, 11:44 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kenapa reaksi penolakan terhadap Bank Emok terus bermunculan? Sejak kapan Bank Emok muncul? Apa itu Bank Emok? Pertanyaan demi pertanyaan tersebut muncul setelah praktik simpan pinjam yang seringkali berkedok koperasi menggeliat di masyarakat.

Dalih kemudahan meminjam uang, butuh solusi instan, membuat jasa peminjaman uang semacam itu tumbuh kian subur melebihi bunga yang di tanam di pekarangan rumah. Meski tak sedikit orang yang terjerat setumpuk masalah, alih-alih mencari solusi finansial.

Membedah persoalan tersebut, Talk Show Tamu Mang Koko edisi Sabtu, 7 Desember 2019 mengundang tiga narasumber yang dinilai memiliki kapasitas dalam membedah permasalan Bank Emok. Ketiga narasumber tersebut di antaranya Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DPKUKM) Kabupaten Sukabumi Ardiana Trisnawiana, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi Anjak Priatama Sukma, serta Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Nusa Putra Sukabumi.

Bagaimana Ketua Komisi III DPRD Anjak Priatama Sukma sebagai salah satu narasumber membedah persoalan Bank Emok di Sukabumi, simak wawancara berikut ini.

Sebagai anggota dewan, pastinya banyak menerima aspirasi dari masyarakat mengenai penolakan Bank Emok dan sejenisnya, apa alasannya?

Betul memang, beberap waktu lalu, dan di tahun-tahun ke belakang memang muncul kembali isu ini. Sebulan yang lalu ada gerakan masyarakat Pajampangan menolak Bank Emok. Sebetulnya istilah Bank Emok itu sendiri istilah slengean dari praktek jasa peminjaman dan negosiasi sambil duduk.

Penolakan dari masyarakat dari sisi ketidakwajaran skema kredit. Misal warga pinjam Rp 1 juta hari pertama, di hari kedua sudah ditagih. Kemudian dari besaran bunga. Lalu dari sisi cara menagih yang tidak manusiawi, menggunakan trik-trik yang bertentangan dengan moralitas masyarakat.

Yang paling mengemuka ada isu-isu lain. Yaitu dari isu penguasaan sumber-sumber ekonomi di masyarakat. Beberapa teman dan tokoh di Pajampangan melihat ada upaya mengambil sumber ekonomi masyarakat dari pihak luar yang datang membawa Bank Emok.

Yang menolak ini nasabah, keluarga nasabah atau pihak lain?

Kebanyakan ini pihak lain yang melihat ini dampaknya sudah bukan urusan utang piutang, tapi moralitas. Islam mengajarkan anti riba. Praktek pinjam meminjam yang tidak islami itu merusak jiwa, cara berpikir, hingga tata kehidupannya.

Bicara soal legalitas, bagaimana sikap DPRD?

Harus dibedakan siapa pelaku usahanya. Kalau yang channeling dengan perbankan relatif aman karena Bank pasti menyertakan syarat. Karena dia juga akan diperiksa oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Persoalan bunga, diperbolehkan oleh Undang-undang yang kemudian dilegalkan. Yang tidak boleh itu adalah mengumpulkan dana dalam angka tertentu tanpa izin. Ada prosedur perbankan. Dianalisis usahanya, dianalisis kemampuan bayarnya, willingness to pay berapa, itu pasti pakai prosedur.

Meskipun pada praktiknya, tetap ada crack. Soal Bank Emok ini, menurut saya sudah masuk ranah hukum. Harus Aparat Penegak Hukum (APH) yang kemudian melakukan analisis.

Itu kan seperti operasi senyap. Dibungkus gimmick syariah, koperasi, dan memang jago soal kemas-mengemasnya. Ada banyak ruang dimana APH punya kekuatan penegakan hukum. Ada batasan dimana seseorang boleh menghimpun dana. Hari ini tidak ada yang lebih kuat hari ini untuk mengecek selain APH.

Enggak tahu dia dapat duit dari mana, terus dia bikin lembaga semacam koperasi tapi usahanya bukan koperasi. Ini yang kayak begini nih yang bermasalah. Kita sulit masuk ke ranah ini karena keterbatasan kewenangan. Ruang ini dimana kita harus mendorong APH.

Bagaimana memandang aspek hukumnya?

Kalau bicara Undang-undang, tidak selalu harus delik aduan. Kalau ternyata di OJK tidak boleh mainin uang begitu, melanggar aturan batasan tertentu dari OJK, atas nama hukum enggak harus nunggu aduan. Bisa jadi Money Laundry atau pencucian uang. Bicara siapa yang bisa mengadukan, pemerintah juga bisa mengadukan kepada aparat kepolisian.

Lembaga keuangan formal seringkali sulit prosedurnya, tapi masyarakat tidak punya pilihan lain selain ke Bank Emok, tanggapan anda?

Ini problem perbankan kita. Contoh perbankan kita launching Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bohong kalau KUR itu bisa sampai Rp 10 juta sampai Rp 20 juta. Praktiknya tetap saja kalau usahanya besar baru dia mau membiayai itu. Ini bank-bank besar konvensional.

Tiga tahun yang lalu kita sudah pernah mendorong ada penyertaan modal dari pemerintah daerah sebesar Rp 10 miliar ke BPR Sukabumi, BUMD kita untuk menangani pinjaman-pinjaman yang kecil.

Tukang bakso enggak perlu pinjaman Rp 10 juta untuk nambahin skala bisnisnya dia. Hanya butuh misal Rp 5 juta. Itu yang ingin kita sasar dulu, kebetulan waktu itu saya masih Ketua Komisi. Waktu itu Pemda menyalurkan Rp 20 miliar, separuhnya untuk kredit tanpa bunga. Ternyata aturan OJK enggak boleh. Tetap produk bank itu kredit harus ada bunga minimal 5 persen.

Itu kita cek memang rakyat kesulitan mengakses karena harus ada agunan. Kemudian tingkat pengembaliannya juga susah, hanya 40-60 persen. Saya bilang ini gagal karena dulu kita mengusulkan Rp 10 miliar itu harus link and match dengan program dinas. Bukan memberikan begitu saja, ternyata harus kemudian tersambung dengan program dinas.

Kami lihat BPR dengan Bank Emok infrastrukturnya lemah. Bank Emok mah bisa sampai ke rumah-rumah, BPR mah hanya sampai di kas. Juga belum menjangkau 47 kecamatan. Kita waktu itu minta uji coba di Sukabumi Utara.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 20:58 WIB

Terpeleset dan Jatuh ke Sungai, Warga Cidolog Sukabumi Ditemukan Tewas

Susum (47 tahun) warga Kampung Rancapalet RT 15 RW 05 Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, ditemukan dalam keadaan tewas usai terpeleset dan jatuh ke Sungai Cidolog, Jumat (22/11/2024).
Warga saat mengevakuasi Susum (47 tahun) yang ditemukan tewas usai terpeselet dan jatuh ke sungai Cidolog, Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:39 WIB

Puji Penampilan Asep Japar-Andreas Di Debat Terakhir: Ojang: Mumpuni Bervisi Jelas

Juru Kampanye Tim Pemenangan Pasangan nomor urut 2, Ojang Apandi, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan debat yang diatur oleh KPU Kabupaten Sukabumi dan pihak terkait.
Asep Japar-Andreas: Kolaborasi Nyata untuk Sukabumi Maju dan Berkah! Dengan semangat kerja bersama, mereka hadir membawa komitmen nyata untuk pembangunan yang pro-rakyat. Siap mendukung? (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:03 WIB

Ketua KPU Sukabumi: Terima Kasih Polres Bandung

Debat Publik Pilkada Kabupaten Sukabumi antara paslon 01, Iyos Somantri - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas digelar hari ini Jumat (22/11/2024), bertempat di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung
Kasmin Belle, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi | Foto : Capture video Youtube
Jawa Barat22 November 2024, 19:14 WIB

Muhammad Jaenudin Sosialisasi Perda Perlindungan Anak di Kalaparea Sukabumi

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Muhammad Jaenudin, menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
Anggota DPRD Jabar, Muhammad Jaenudin, sosialisasikan Perda Penyelenggaraan Perlindungan Anak. di Kalaparea Sukabumi | Foto : Tim Asistensi M. Jaenudin
Bola22 November 2024, 19:00 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Borneo FC: Pangeran Biru Incar 3 Poin!

Persib Bandung vs Borneo FC akan disiarkan secara langsung melalui siaran televisi dan layanan live streaming.
Ilustrasi - Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Liga 1 2023/2024 antara Persib Bandung vs Borneo FC berikut kami sediakan layanan live streamingnya. (Sumber : Instagram/@std.sijalakharupat/Ist)
Sukabumi22 November 2024, 18:44 WIB

Sungai Meluap, Banjir Langganan Terjang Cidolog Sukabumi

Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Jumat sore (22/11/2024), memicu aliran Sungai Cidolog meluap, mengakibatkan jalan ruas Cidolog-Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, terendam banjir.
Jalan Cidolog-Tegalbulued Sukabumi terendam banjir | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi22 November 2024, 18:30 WIB

Duku Tumbang Dievakuasi, Kondisi Rumah Warga Nagrak Sukabumi Usai Tertimpa Pohon

Reruntuhan pohon duku yang menimpa rumah milik Santibi di Kampung Pasir Huni RT 06 RW 01, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak akhirnya berhasil dievakuasi, Jumat (22/11/2024)
P2BK bersama tim gabungan mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah Santibi di Nagrak Sukabumi, Jumat (22/11/2024) | Sumber foto : P2BK Nagrak
Food & Travel22 November 2024, 18:30 WIB

Berbalut Legenda Dayang Sumbi, Air Terjun Sanghyang Taraje Garut HTM Cuma Rp10 Ribu!

Curug Sanghyang Taraje Garut dikelilingi oleh hutan hijau yang sejuk dan suasana alam yang tenang.
Curug Sanghyang Taraje adalah sebuah air terjun yang terletak di Kampung Kombongan, Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Foto: IG/smiling.westjava
Life22 November 2024, 18:00 WIB

Amalkan Doa Imam Al-Ghazali Saat Menghadapi Masalah Hidup

Doa dari Imam Al-Ghazali ini dianjurkan diamalkan saat sedang dirundung maslaah kehidupan.
Ilustrasi - Doa ini dibaca saat sedang dirundung masalah kehidupan (Sumber : Pexels.com/@Pavel Danilyuk)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 17:49 WIB

Iyos-Zainul Janji Hilangkan Pungli Tenaga Kerja di Sukabumi

Debat kedua Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi 2024 yang digelar di Hotel Sultan Raja, Bandung, Jumat (22/11/2024), berlangsung meriah. Pendukung dari masing-masing pasangan calon memadati area sekitar hotel
Iyos-Zaenul janji hilangkan pungli tenaga kerja di Kabupaten Sukabumi (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)