Pupuhu Kampung Adat Sinar Resmi Bertutur Tentang Longsor, Garehong dan Jagat Itu Indung

Jumat 11 Januari 2019, 23:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com – Petang dipengujung tahun 2018 menjadi momen mematikan bagi para penghuni Kampung Garehong Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ratusan hektar sawah di lereng bukit longsor, menerjang semua yang ada dibawahnya, termasuk pemukiman Kampung Garehong yang dihuni oleh sekitar 101 jiwa.

Tentu ini kehendak dari tuhan penguasa alam. Dibalik peristiwa yang menewaskan 33 penghuni kampung, 32 berhasil ditemukan dan satu hingga hari ini dinyatakan hilang, ada banyak kisah dan cerita. Garehong sebenarnya nama perbukitan itu, yang menjadi kampung dan termasuk salah satu pemukiman warga adat kesepuhan Sinarresmi.

Kasepuhan yang memiliki budaya menabung padi di bangunan yang sohor disebut leuit. Padi disini tak boleh dijual, dipanen, disimpan hanya untuk dikonsumsi sendiri. Seriring waktu warga adat makin banyak, dan membutuhkan kawasan pemukiman yang kemudian melebar hingga ke bukit Garehong. 

Bukit yang 20 tahun silam pernah mengalami longsor besar, namun tidak menimbulkan korban jiwa karena belum ada pemukiman dibawahnya. Masih banyak kisah tentang Garehong, Longong dan Kasepuhan Sinaresmi. 

Berikut kisah yang dituturkan oleh Abah Asep Nugraha, Pupuhu atau pemangku adat Kasepuhan Sinarresmi kepada sukabumiupdate.com beberapa waktu lalu.

Sejak kapan Kampung Garehong berdiri? 

Kampung Garehong sudah ada sejak 1942-1943an. Bukannya sekitar tahun itu.

Apakah termasuk ke Kasepuhan Sinaresmi?

Jelas, Kampung Garehong bagian dari Kasepuhan Sinarresmi. Disana ada perwakilan Abah, istilahnya kolot lembur.  Sekarang dijabat Aki Aham, dia merangkap jadi bengkong. Kasepuhan sekitar 4000 kepala keluarga tersebar di tiga kabupaten, Lebak, Sukabumi dan Bogor

Kampungnya Sirnaresmi, cimapag, garehong, cipagon, balandongan, cikaret, cilimus, cicadas, cigadog, mekar jaya, ps.talaga, cipetir, cibereum, cihideung, lebak larang,lebak binong, tegal lumbu, cikadu, cibareno dll, 

Kenapa kampung tersebut dinamai Garehong? Apa artinya?

Udah sejak zaman orangtua dulu dinamai Kampung Garehong. Karena disitu banyak batuan. Garehong itu enggak datar. Jadi bikin rumah juga istilahnya orang  sini bilang meunang ngalelemah. Ngabebener. Banyak sekali batu. jadi dinamakan Garehong. 

Ada berapa rumah dan penduduk di Kampung Cigarehong, dan apa kegiatan hariannya? 

Disana itu ada 101 jiwa dari 29 Kepala Keluarga. Bertani. Bercocok tanam padi setahun sekali yang sifatnya konsumtif, tidak boleh diperjualbelikan. 

Di bukit yang longsor sebenarnya ada apa saja?

Bukit yang longsor itu namanya Bukit Datar Salak. Ke atasnya sekali itu Bukit Cepak Botol, ke sebelah sininya Bukit Karehkel ke atasnya lagi Gunung Surandil.  Disitu itu sawah, rembesan. Tadinya dibikin irigasi, dulu kan diamanatkan di situ ada perubahan fungsi seharusnya sebagai resapan, menyimpan air. Tapi malah dibikin sawah. 

Sebenernya kalau dilihat, lokasi longsor ke pemukiman itu jauh sekali. Dan Pak Gubernur juga bilang sebenarnya itu enggak terlalu membahayakan karena pemukiman itu bukan di lereng. 

Cuman mungkin Allah berkehendak lain. Tinggi bukitnya itu lebih dari 100 meter. Jarak ke pemukiman ada sekitar 300 meter, dan dibawahnya itu kan ada legok. 

Informasinya, sempat ada himbauan dari Abah agar warga tak bertani di lereng itu. Bisa dijelaskan bagaimana himbauannya? dan kenapa sampai ada himbauan?

Bener ada himbauan, karena itu sudah diperuntukan untuk resapan. Bukan untuk sawah. Disini kan juga ada aturan terkait pengelolaan hutan. Ada istilahnya Leuweung Tutupan, Titipan, dan Garapan.  Nah lokasi yang longsor itu sebenarnya garapan. Boleh digarap. 

Karena disitu itu lokasi resapan, makanya leluhur melarang untuk membuka sawah di Garehong. Tapi karena terdesak kebutuhan, masyarakat membuka lahan di sana.  

Informasinya pernah ada longsor di Garehong 20 tahun lalu. Seingat abah, seperti apa kejadiannya waktu itu? apakah banyak korban?

Ya 20 tahun ke belakang korbannya hanya ternak. Peliharaan domba.  Sebetulnya di Garehong itu peruntukannya sebagai resapan air. Leluhur juga bilang, kalau bisa, kalau bisa, itu jangan dibikin sawah. Karena Garehong itu fungsinya sebagai penahan. Kalau dibikin sawah nanti enggak ada tahanan lagi. Tapi dengan seiring bertambahnya populasi, dengan pertumbuhan penduduk.  Mau kemana dibuka lahan pertaniannya. Dibuka lah lereng itu yang sekarang kena longsor. 

Masyarakat adat punya sistem tersendiri untuk hidup selaras dengan alam. Termasuk meminimalisir dampak bencana. Bisa diceritakan sedikit saja, soal adat istiadat warga kasepuhan agar hidup selaras dengan alam?

Alam sangat dimulyakan. Dijunjung pisan, da itu ge mahluk allah  Disini ada istilah. Jagat itu indung, langit itu bapak.   Siapa yang mau merusak indung, enggak ada kan. 

Menurut abah, apa pelajaran yang bisa diambil dari musibah longsor ini?

Pelajaranna mah kieu lah. Urang kedah turut panut kana tuturan aturan karuhun urang.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Tags :
Berita Terkini
Food & Travel20 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Rebusan Asam Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya!

Begini Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ikuti 8 Langkahnya Yuk!
Asam Jawa. Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya! (Sumber : Freepik/jcomp)
Science20 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 April 2024, Cek Dulu Sebelum Berakhir Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi - Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya. (Sumber : Freepik)
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo